Nasional

Alasan Memilih Childfree, Mulai Sudut Pandang Agama Hingga Ekologi

Sen, 27 Februari 2023 | 14:00 WIB

Alasan Memilih Childfree, Mulai Sudut Pandang Agama Hingga Ekologi

Ilustrasi pasangan suami istri yang tidak memiliki anak. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online
Bagi sebagian orang, keputusan childfree atau memilih tidak punya anak seringkali diartikan sebagai keputusaan negatif karena dianggap tidak menjalankan fungsi reproduksi sepenuhnya. Fungsi reproduksi dimiliki oleh wanita itu berupa menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui. Jika tidak memiliki anak, maka berlawanan dengan kodrat sebagai wanita.

 

Lantas alasan apa yang membuat orang memilih untuk childfree?

 

Hijroatul Maghfiroh mengungkapkan sederet faktor yang menjadi alasan seseorang memilih childfree, faktor spiritual, kemanusiaan, dan pilihan yang bersifat personal.

 

“Jadi pandangan saya soal childfree seperti pandangan saya soal hukum nikah. Pandangan fiqih itu sangat banyak spektrumnya, bukan sebatas halal dan haram, makruh dan mubah. Termasuk soal pilihan childfree yang sangat kontekstual sesuai dengan kondisi pasangan bahkan personal orang perorang,” jelas Firoh, sapaan akrabnya, kepada NU Online, Senin (27/2/2023).

 

Pandangan itu ia utarakan selaras dengan keputusannya, childfree. Hal lain yang menurutnya penting untuk diperhatikan adalah soal perubahan iklim yang menjadi momok masa depan.

 

Sebagai seseorang yang concern terhadap isu lingkungan, Firoh punya cara yang tidak biasa untuk memerangi perubahan iklim, dia memilih tidak memiliki anak sebagai cara paling efektif untuk menahan laju pemanasan global akibat perubahan iklim.

 

“Aku merasa khawatir dengan masa depan bumi tentu termasuk masa depan anak-anak yang akan menempatinya. Childfree adalah sikap rasional seorang manusia yang tahu bahwa kondisi bumi puluhan tahun ke depan tidak layak huni,” terang perempuan yang pernah menjadi pengurus di LPBI-NU itu.

 

Ia juga mengatakan bahwa childfree adalah soal pilihan yang ditentukan keadaan. “Aku sih memilih childfree karena keadaan. Setelah usaha yang kami lakukan tentu menguras waktu juga materi cukup besar, akhirnya pada satu titik kami merasa dzalim menghabiskan banyak uang hanya untuk memenuhi ‘keinginan duniawi’ memiliki keturunan biologis, sementara banyak anak di luaran sana yang menginginkan hak-haknya terutama pendidikan,” ungkapnya.

 

Menyikapi hal itu, ia menyarankan publik untuk tak saling menghakimi atau melabeli seseorang yang berbeda pilihan dengannya. Sebab, bagi dia, tenggang rasa bukan hanya antar kelompok yang berbeda, secara ras, agama, dan warga negara, tapi ini emang harus diterapkan secara lebih luas.

 

“Jadi jangan saling memaksakan mana yang benar dan salah,” jelasnya.

 

Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi