Nasional

Alissa Wahid Dorong IPPNU Terlibat dalam Transformasi Sosial

Ahad, 13 Maret 2022 | 06:00 WIB

Alissa Wahid Dorong IPPNU Terlibat dalam Transformasi Sosial

Tangkapan layar Ketua PBNU, Nyai Hj Alissa Qotrunnada Wahid saat membuka Latihan Pelatih Nasional PP IPPNU, Jumat (10/3/2022).

Jakarta, NU Online

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nyai Hj Alissa Qotrunnada Wahid menyampaikan bahwa kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) merupakan generasi pemimpin masa depan NU. IPPNU tidak hanya mempersiapkan diri sendiri tapi juga harus mempersiapkan NU secara keseluruhan.

 

"NU tidak bisa hidup untuk NU. NU akan berkhidmah inklusif untuk Indonesia dan peradaban dunia. Oleh karena itu kader terbaik dari IPPNU harus disiapkan sebaik mungkin sebagai perempuan yang terlibat dalam transformasi sosial," kata Alissa saat membuka kegiatan Latihan Pelatih Nasional (Latpelnas) yang diselenggarakan oleh PP IPPNU Jumat (10/3/2022).

 

Latpelnas berlangsugn di Balai Besar Pengembangan Latihan Masyarakat (BBPLM) Jakarta hingga Ahad (13/3/2022), diikuti oleh 40 peserta terpilih. Para peserta diseleksi melalui proses seleksi administrasi dan screening.


Ketua pelaksana Latpelnas, Ammalia Fadhilah, menyampaikan dalam laporannya bahwa pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk mencetak pelatih andal di tingkat nasional yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menganalisa dan merancang strategi untuk menyelesaikan setiap problem yang ditemui dalam proses kaderisasi dan organisasi.

 

"Pelatih yang lahir dari Latpelnas ini diharapkan mampu diturunkan di segala medan kaderisasi IPPNU," imbuhnya.


Senada, Nurul Hidayatul Ummah, Ketua Umum PP IPPNU menyampaikan bahwa di era digitalisasi ini kader IPPNU harus update terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat. Tujuannya agar para pelatih dapat membekali para generasi Z dan milenial untuk menjadi kader-kader yang berkualitas.

 

Tanggung jawab sebagai pelatih IPPNU tidaklah ringan. Para pelatih membutuhkan upaya maksimal dalam pengembangan diri sebagai bekal dalam melakukan pendampingan diberbagai pelatihan di IPPNU.

 

"IPPNU harus menajdi organisasi pengkaderan yang selalu siap dan sigap setiap saat melaksanakan dan mengajarkan nilai Aswaja di mana pun berada," ungkap Nurul.

 

Sementara itu Menteri Desa Pengembangan Daerah dan Transmigrasi H Abdul Halim Iskandar mengatakan Indonesia menjadi negara terbesar keepat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika. Indonesia mempunyai bonus demografi yang tinggi yang diibaratkan sebagai dua pisau mata uang. Bonus demografi tersebut bisa jadi manfaat dan bumerang bagi Indonesia.

 

"IPPNU yang didominasi oleh generasi Z dan milenial merupakan generasi yang produktif, kreatif tapi relatif labil," ungkapnya.

 

​​​​​​​Menurutnya, atas dasar tersebut IPPNU harus memiliki kaderasasi yang kuat. Salah satunya dapat diwujudkan melalui Latpelnas ini. 


Kontributor: Putri   Utamai
Editor: Kendi Setiawan