Nasional

Allah Pun 'Peringati' Maulid Nabi-Nya dalam Al-Qur'an

Ahad, 13 Desember 2015 | 02:15 WIB

Subang, NU Online
Muludan atau peringatan maulid Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam bukanlah perkara bid'ah, karena di dalamnya terdapat dalil-dalil Al-Qur’an berupa kisah-kisah yang menceritakan tentang kelahiran para Nabi dan Rasul-Nya.<>

Demikian tausiyah yang disampaikan oleh KH. Nawawi dalam kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad yang digelar di Pesantren Al-Karimiyyah, Pungangan, Patokbeusi, Subang, Jawa Barat, Sabtu (13/12) malam.

"Yang pertama, 'Aku berikan ilham kepada ibunya Musa, seandainya kamu takut melahirkan Musa sebagai bayi laki-laki, hanyutkanlah ia di sungai Nil’," ungkapnya setelah membacakan Surat Alqashash ayat 7.

Ayat tersebut, sambung dia, menceritakan tentang kelahiran Nabi Musa ‘alaihissalam. Ibunda Nabi Musa merasa ketakutan karena tiap bayi laki-laki kala itu terancam akan dibunuh oleh penguasa.

Setelah menyampaikan dalil pertama, mantan Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Subang itu pun menambahkan dalil berikutnya yaitu tentang kisah Maryam binti Imran yang melahirkan Nabi Isa ‘alaihissalam tanpa ayah. Kisah tersebut ada dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 45-47.

Satu lagi, kata dia, surat atau pun ayat dalam Al-Qur’an yang menjadi dalil pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad adalah Surat Al-fiil yang menjadi salah satu tanda akan dilahirkannya Nabi Muhammad.

"Allah menceritakan maulid Nabi Musa, Allah menceritakan maulid Nabi Isa, Allah juga menceritakan maulid Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam, masa kita mengadakan muludan masih disebut bid'ah juga!" tegas Mustasyar PCNU Kabupaten Subang itu

Untuk itu, Kiai Nawawi menegaskan kepada para hadirin untuk tetap mantap dalam melaksanakan kegiatan muludan, karena kegiatan tersebut memiliki landasan hukum yang jelas, selain itu juga dalam muludan pun terdapat beberapa hikmah dan ibadah, seperti silaturahim, mencari ilmu, sedekah, membaca shalawat dan lain sebagainya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Asep Hidayat selaku ketua panitia menyampaikan bahwa tradisi yang ada di Pesantren Al-Karimiyyah adalah menggelar muludan dan rajaban pada malam tanggal 1 rabi'ul awal dan 1 rajab, karena hal itu merupakan wasiat dari pendiri Pesantren yaitu KH. Abdul Karim Ali. (Aiz Luthfi/Mahbib)