Nasional PEMILU 2024

Antisipasi Tak Cukup, Petugas KPPS yang Meninggal Terus Bertambah

Jum, 16 Februari 2024 | 18:00 WIB

Antisipasi Tak Cukup, Petugas KPPS yang Meninggal Terus Bertambah

Ilustrasi: para anggota KPPS sedang melayani pemilih pada pemilu 2024, Rabu (14/2/2024) di TPS Desa Leteh, Rembang, Jawa Tengah. (Foto: NU Online/Hanan)

Jakarta, NU Online

Meski telah dilakukan berbagai antisipasi, namun pelaksanaan Pemilu 2024 ini tak lepas dari kabar petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang meninggal dunia.


Jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia juga terus bertambah pada Kamis (15/2/2024), atau sehari pasca pencoblosan Pemilu 2024. Petugas KPPS yang meninggal ada yang mengalami sakit karena kelelahan maupun kecelakaan, baik saat persiapan jelang pencoblosan, saat hari H maupun pasca pemilu.


Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan angka kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada pemilu tahun ini menurun dibandingkan pemilu sebelumnya.


"Dibandingkan pemilu sebelumnya yang angka kematiannya di atas 100 orang, tahun ini menurun jauh," kata Budi dikutip Antara.


Kemenkes mencatat jumlah kematian KPPS pada Pemilu 2024 sebanyak 27 kasus kematian, sedangkan pada 2019 ada 894 kasus. 


Ke depannya, Menkes Budi menargetkan tidak ada lagi kasus kematian bagi petugas KPPS pada saat bertugas. Salah satu caranya dengan meneruskan kegiatan skrining kesehatan bagi para calon anggota KPPS sebelum ditetapkan, sebagaimana yang dilakukan pada pemilu kali ini.


"Rata-rata mereka punya komorbid, jadi ada darah tinggi, ada diabetes, dan jantung. Mungkin yang ingin kita lakukan sebelum jadi anggota KPPS, kita skrining dulu untuk memeriksa tekanan darah tinggi dan tes gula. Penyebabnya yang sering dua penyakit itu," tutur Menkes Budi.


Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, Idham Holik membenarkan ada sejumlah anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang meninggal dunia pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.


Dugaan sementara, para petugas KPPS itu meninggal dunia dikarenakan faktor kelelahan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024. "Kami memang telah mendapatkan informasi dari berbagai daerah, ada beberapa anggota KPPS yang wafat,” kata Idham di Jakarta.


Idham memastikan, informasi duka tersebut saat ini tengah dihimpun oleh KPU RI. Nantinya secara transparan, publik akan mengetahui berapa jumah total anggota KPPS yang disinyalir karena tugas berat di pemilu 2024.


"Nanti secara resmi KPU akan sampaikan kepada publik. Saat ini, KPU masih lakukan pendataan," jelas Idham.


Idham mengaku sempat mengusulkan penghitungan suara dengan metode dua panel sebagai langkah antisipasi agar tidak ada anggota KPPS yang kelelahan hingga meninggal dunia.


Usulan itu disampaikan pihaknya kepada DPR saat membahas rancangan Peraturan KPU. Namun, usulan tersebut ditolak oleh DPR, sehingga metode penghitungan suara dua panel tidak diterapkan.


"Adapun penghitungan suara dengan metode dua panel adalah penghitungan suara presiden-wakil presiden dan DPD dipisah dengan penghitungan DPR dan DPRD," imbuh Idham.


Terbaru petugas KPPS di Cilebut Timur, Kabupaten Bogor dan Surabaya meninggal dunia usai proses Pemilu 2024. Korban diduga kelelahan dan meninggal ketika sedang perawatan di rumah sakit setelah sempat menjalani tugas hingga proses penghitungan suara.