Nasional

Badan Pengembangan Jaringan Internasional PBNU Bakal Sosialisasikan R20 ke Luar Negeri

Jum, 3 Maret 2023 | 21:00 WIB

Badan Pengembangan Jaringan Internasional PBNU Bakal Sosialisasikan R20 ke Luar Negeri

Sosialisasi R20 dan Prapeluncuran buku R20. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Badan Pengembangan Jaringan Internasional (BPJI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menyelenggarakan Rapat Kerja Bulanan pada Sabtu (4/3/2023). Rapat tersebut bakal membahas beberapa agenda kegiatan.


"Seperti pelatihan diplomasi dan sosialisasi R20 kemudian dilanjutkan dengan pembuatan dua buku," kata Wakil Ketua Safira Machrusah BPJI PBNU di Jakarta, Jumat (3/3/2023)


Sebagaimana diketahui, PBNU menyelenggarakan Forum R20 pada 2-3 November 2022 di Bali dan 4-6 November 2022 di Yogyakarta. Hal tersebut akan dilanjutkan dengan pembuatan buku R20 yang memuat berbagai macam pandangan ahli terhadapnya, juga merekam seluruh aktivitas yang ada di dalam acara tersebut. Buku itu akan disusun BPJI PBNU dalam judul “Mewujudkan Moderatisme dan Perdamaian Global”. BPJI juga akan melaksankan roadshow ke beberapa kampus di dalam dan luar negeri untuk sosialisasi R20.


“Buku yang akan dibuat dalam tiga bahasa itu, yaitu dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, menyampaikan gagasan besar sang inisiator kepada BPJI PBNU yang merupakan badan baru NU yang baru terbentuk serta menyampaikan bagaimana BPJI mengemas kegiatan turunan G20 yang kemudian menjadi R20 karena didasari dari problem di dunia sebagai akar kurang mampunya masyarakat memahami agama dengan baik. Ungkap Safira yang sangat akrab dipanggil mbak Rosa.


Ditambahkan dalam sambutannya, Duta Besar LBPP RI untuk Aljazair 2016-2020 itu mengatakan bahwa R20 resonansinya bukan hanya di kelompok Islam moderat, tapi juga ke kelompok-kelompok yang dianggap memiliki pandangan yang fundamentalis.


Agenda R20 mampu meminimalisasi munculnya resistensi masyarakat yang dihadiri pimpinan-pimpinan agama termasuk pimpinan Yahudi. Indonesia bisa menjadi visioner dalam mensosialisasikan moderasi Islam di dunia melalui R20 yang diikuti ratusan pemimpin agama dari berbagai penjuru dunia.


Hadir dalam agenda sosialisasi R20 dan Prapeluncuran buku tersebut Achmad Munjid, pengajar di Universitas Gadjah Mada sebagai narasumber menyampaikan bahwa visi NU yang sekarang Merawat Jagat Membangun Peradaban yaitu visi yang global. Dalam hal ini, Gus Yahya, kata Munjid, menginginkan NU selain mampu mengurusi yang di dalam juga mampu berspektif keluar dan melihat keluar. NU organisasi terbesar di dunia, NU harus menjadi produser dan trendsetter. 


Munjid juga berharap generasi muda punya visi yang besar dan berkontribusi besar keluar. Hal ini bukan sesuatu yang baru karena sejak awal NU berdiri karena ingin menyelesaikan masalah di tingkat global. Ia mencontohkan Komite Hijaz yang dibentuk karena situasi global. “Dalam bacaan pendiri NU, kalau tidak ada cutter movement, maka harus ada gerakan penyeimbang,” ujarnya.


Sementara itu, Abdul Gaffar Karim menambahkan bahwa jika agama yang ditawarkan tidak bisa menjadi solusi, setidaknya ia tidak menjadi bagian dari masalah. Ia mencontohkan konflik kepentingan politik dan ekonomi yang dibumbui agama sehingga membuat orang saling melukai dan membunuh atas nama agama. Di situlah pemanfaatan politik identitas ini sangat merugikan umat manusia.


Upaya yang disiapkan BPJI PBNU dalam buku R20, merencanakan mengumpulkan tulisan menjadi buku, buku I (pertama) tulisan yang bersifat atau berisi ulasan analitik atau filosofis, manfaat, tujuan, ide dasar dan mewujudkan menjadi tindakan-tindakan dengan penulis dari internal dan eksternal NU.


Sementara  Buku II (kedua) berisi ulasan sejarah R20, detail-detail yang kecil tentang R20, pengalaman orang-orang yang terlibat dalam R20, tentang pendapat orang- orang tentang R20, komen media sosial, dan komentar orang-orang yang mengkritik dan mencatatkan peristiwa secara detail.


Dosen Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Ridwan Almakassary yang bertindak sebagai editor buku tersebut menambahakan bahwa buku yang pertama bersifat historis dan buku yang kedua bersumber dari opini yang tersebar di berbagai media massa, pidato dari narasumber kemudian tulisan dari panitia R20.


Editor: Syakir NF