Nasional

Begini Rahasia Ibunda Presiden Jokowi Besarkan Putra-putrinya

Kam, 26 Maret 2020 | 08:00 WIB

Solo, NU Online
Kabar meninggalnya Ibunda Presiden Joko Widodo, Hj Sudjiatmi Notomiharjo, Rabu (25/3) sore menjadi kabar duka bagi masyarakat Indonesia, tak terkecuali bagi para kalangan ulama perempuan di Kota Solo.
 
Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta Hj Lilis Patimah masih mengingat pekan lalu ia bertemu dengan Eyang Noto, begitu ia biasa memanggil Ibunda Presiden Jokowi, Sudjiatmi, dalam rangka kegiatan doa bersama. 
 
"Jumat lalu Kami masih doa bersama Beliau di rumahnya," terang pengasuh Pesantren Kholifatullah Singo Ludiro Mojolaban Sukoharjo itu, kepada NU Online, Kamis (26/3).
 
Lilis, yang sebulan sekali juga masih mengisi kegiatan pengajian rutin di salah satu rumah putri bungsu Sudjiatmi, mengenal pribadi Ibunda Presiden Jokowi sebagai figur ibu yang membesarkan putra-putrinya dengan akhlak mulia.
 
"Beliau sosok perempuan yang tangguh, mampu membesarkan putra-putri dengan akhlak mulia," tutur Lilis.
 
Seringkali, Ibu Sudjiatmi juga berbagi kisah dan motivasi kepada teman-temannya di majelis taklim. "Eyang tidak membeda-bedakan status sosial dan sangat menghargai karya orang lain, sekecil apapun," imbuh Lilis.
 
Sementara itu, Pengasuh Majelis Taklim Jamaah Muji Rasul Putri (Jamuri) Hj Sechah, mengenang Ibu Sudjiatmi sebagai orang yang suka membaca shalawat. "Beliau juga sangat mendukung kegiatan shalawatan Jamuri, juga menjadi pengunduh rutin kegiatan Jamuri setiap tahun di bulan Rabiul Awal," kenangnya.
 
Ibunda Presiden Jokowi mengembuskan napas terakhir di RS DKT Solo, Jl Slamet Riyadi Nomor 32, Purwosari, Laweyan, dalam usia 77 tahun. Jenazah dimakamkan di Pemakaman Keluarga Mundu, Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar, Kamis (26/3) siang.
 
Ungkapan duka cita dari berbagai kalangan terus mengalir baik melalui kiriman bunga, ucapan lewat media sosial, youtube, dan lain-lain. Presiden Jokowi sendiri menyampaikan imbauan kepada semua pihak termasuk kepada para menteri-menterinya tidak perlu datang bertakziyah ke rumah duka di Solo, Jawa Tengah.
 
Kontributor: Ajie Najmuddin
Editor: Abdul Muiz