Nasional

Belajar Pemikiran Gus Dur, Ikuti Gusdurian Academy

Sel, 22 Agustus 2023 | 18:00 WIB

Belajar Pemikiran Gus Dur, Ikuti Gusdurian Academy

Logo Gusdurian Academy. (Foto: Gusdurian)

Jakarta, NU Online

Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memiliki dua tanggal lahir yakni 4 Agustus dan 7 September. Setiap tahun, Jaringan Gusdurian mengadakan peringatan Hari Lahir (Harlah) Gus Dur pada rentang waktu itu. 


Tahun ini, Jaringan Gusdurian mengadakan Gusdurian Academy pada 7 September 2023 mendatang untuk memperingati Harlah Gus Dur. Pendaftaran Gusdurian Academy ini dibuka sejak diluncurkannya pada 4 Agustus hingga 25 Agustus 2023. 


Gusdurian Academy merupakan kuliah online yang berlangsung selama enam pertemuan dan diikuti oleh 40 peserta yang akan melalui tahap seleksi pada 25-31 Agustus 2023. Peserta terpilih akan diumumkan pada 3 September 2023. 


Kuliah online ini akan membahas pemikiran dan perjuangan Gus Dur di lima isu utama yaitu pribumisasi Islam, keadilan gender, demokrasi, keadilan ekologi, dan kebudayaan. Setiap kelas akan dibimbing oleh seorang sahabat atau murid Gus Dur.


Sebagaimana dikutip NU Online dari Instagram @jaringangusdurian, para pengampu Gusdurian Academy adalah Rektor ISIF Cirebon Marzuki Wahid untuk Kelas Pribumisasi Islam Gus Dur; Dosen FISIPOL UGM Abdul Gaffar Karim untuk Kelas Gus Dur dan Gagasan Demokrasi; Dosen Pascasarjana PTIQ Hj Nur Rofiah untuk Kelas Gus Dur dan Keadilan Gender; Dosen UNU Kalimantan Timur Asman Azis untuk Kelas Gus Dur dan Keadilan Ekologi; serta Esais Hairus Salim untuk Kelas Gus Dur dan Kebudayaan.  


Jaringan Gusdurian telah membagi beberapa kelas webinar yang akan dimulai pada 7 September 2023 mendatang mulai pukul 19.00 WIB. Kelas Kebudayaan dilaksanakan pada Selasa, Kelas Keadilan Gender pada Rabu, Kelas Keadilan Ekologi pada Kamis, Kelas Demokrasi dan Pribumisasi Islam pada Jumat. Untuk mendaftar, silakan klik link berikut ini: 


Kelas Gus Dur dan Keadilan Ekologi akan dimulai pada 7 September 2023, Kelas Pribumisasi Islam dan Kelas Demokrasi dimulai pada 8 September 2023, Kelas Gus Dur dan Kebudayaan dimulai 12 September 2023, Kelas Gus Dur dan Keadilan Gender dimulai 13 September 2023. 


Pendaftaran masih akan dibuka hingga 25 Agustus 2023, kecuali Kelas Gus Dur dan Pribumisasi Islam. Berikut link pendaftarannya:


1. Gus Dur & Keadilan Gender: s.id/kelasgendergusdur
2. Gus Dur & Keadilan Ekologi: s.id/kelasekologigusdur
3. Gus Dur & Kebudayaan: s.id/kelasbudayagusdur
4. Gus Dur & Demokrasi: s.id/kelasdemokrasigusdur
5. Gus Dur & Pribumisasi Islam (sudah ditutup)


Ketentuan Peserta

Jaringan Gusdurian telah membuat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan oleh para peserta Gusdurian Academy. Pertama, masing-masing kelas diselenggarakan secara online melalui zoom meetings dalam enam pertemuan dengan kuota setiap kelas adalah 40 peserta. 


Kedua, calon peserta mendaftar melalui link yang telah disediakan dan tidak ada pembatasan usia serta latar belakang. Ketiga, calon peserta boleh mendaftar lebih dari satu kelas dan harus melengkapi persyaratan setiap kelas yang ingin diikuti. 


Keempat, menulis esai terkait isu yang dipilih dan pengalaman individu dalam mempraktikannya sepanjang 600-1000 kata. Kelima, berkomitmen mengikuti seluruh rangkaian kegiatan secara aktif dan partisipatif. Keenam, 40 peserta terpilih mendapat beasiswa penuh untuk mengikuti kelas dan akses materi. 


Koordinator Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Gusdurian Jay Akhmad mengatakan, peringatan Harlah Gus Dur dapat menjadi ruang dan momentum bersama dalam meneruskan sekaligus meneladani perjuangan Bapak Pluralisme dalam menjaga bangsa Indonesia.


“Kita masih perlu belajar dari tokoh bangsa bernama Abdurrahman Wahid dalam menjaga Indonesia agar lebih baik,” ungkap Jay melalui rilis yang diterima NU Online


Sebagai seorang pemimpin besar, kata Jay, Gus Dur punya mimpi besar tentang Indonesia masa depan. Bagi Gus Dur, Indonesia yang dicita-citakan segaris dengan cita-cita para pendiri bangsa. 


Gus Dur mengidealkan Indonesia yang adil, makmur, majemuk tanpa diskriminasi. Gus Dur mempunyai impian mengenai masyarakat sipil yang kuat serta berkurangnya peran negara dalam banyak sektor. Saat menjadi presiden, hal-hal seperti ini ditunjukkan dalam berbagai kebijakannya.  


Cita-cita dan pemikiran Gus Dur mengenai Indonesia itu, lanjut Jay, masih sangat relevan untuk diperbincangkan kembali. Terutama saat ini ketika Indonesia masih terus berkutat dengan masalah-masalah diskriminasi, meredupnya ruang demokrasi, dan melemahnya masyarakat sipil.