Nasional

Belum Panen, Kebun Tebu Rata dengan Pasir Erupsi Semeru

Sen, 5 Desember 2022 | 09:40 WIB

Belum Panen, Kebun Tebu Rata dengan Pasir Erupsi Semeru

Rumah dan sawah orang tua Hasyim yang tertimbun lahar panas erupsi pada Ahad (4/12/2022) di Dusun Kajar Kuning, Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur. (Foto: Hasyim)

Jakarta, NU Online 
Baru enam bulan ditanam, tebu-tebu milik orang tua Hasyim Azhari sudah rata dengan tanah akibat erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Ahad (4/12/2022).


"Tebunya baru ditanam sekitar enam bulanan lalu. Sudah bagus tanamannya kemarin sempat dipupuk sama bapak dan sekarang sudah habis rata dengan lahar," katanya kepada NU Online pada Senin (5/12/2022).


Pilihan tebu untuk ditanam, jelasnya, karena langkanya air setelah erupsi pada 2021. "Dulu sebelum terjadinya APG Semeru 2021 ditanami padi setelah itu ditanam tebu karena air tidak ada pasca kejadian," ujar pria yang baru purna dari kepengurusan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Lumajang itu.


Kebun, sawah, dan rumah lamanya itu berlokasi di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Setelah erupsi tepat setahun lalu, 4 Desember 2021, ia dan keluarganya direlokasi di Bumi Semeru Damai Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.


"Rumah, perkebunan dan persawahan orang tua habis ludes tertimbun endapan lahar panas," ujarnya.


Ia mengatakan, pendapatan orang tua hanya dari hasil tani dan menambang pasir. Namun, dua hal itu saat ini tidak bisa digarap sama sekali.


"Sekarang untuk tani sudah tidak bisa lagi karena lahan habis, tinggal nambang pasir dan itu pun dalam waktu dekat masih belum bisa karena keadaan tanggap darurat bencana," katanya.


Hasyim mengungkapkan bahwa peristiwa ini sudah kejadian yang ketigakalinya beruntun setiap tahunnya dan terjadi di bulan Desember, pertama 1 Desember 2020, kedua yang terparah terjadi 4 Desember 2021 dan yang terakhir kemarin ini 4 Desember 2022.


"Harapanya semoga tidak lagi ada APG susulan karena luka lama belum sembuh sekarang sudah datang lagi, termasuk juga peran pemerintah dalam hal ini dinanti oleh para warga penyintas, saya berharap semua ini diatasi secara baik dan terayomi semua," ujarnya.


Saat ini, Hasyim dan keluarga berada di posisi yang aman, berada di rumah relokasi dari pemerintah. "Hanya saja kami terutama ibu masih trauma teringat kejadian kelam tahun lalu," katanya.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul ArifinÂ