Nasional

Berbagi Resep, Kru Kopi Abah Gelar Pelatihan Gratis Peracikan Kopi

Sab, 21 September 2019 | 19:45 WIB

Berbagi Resep, Kru Kopi Abah Gelar Pelatihan Gratis Peracikan Kopi

Foto: Kopi Abah/Agus Fuad

Purwakarta, NU Online
Kopi Abah punya cara unik untuk memberikan pemahaman dan pengenalan dasar meracik minumam kopi. Salah satunya ialah dengan memanfaatkan momentum Rapat Pleno PBNU di Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (21/9) sore.

Agus Fuad dari Kedai Kopi Abah mengatakan, hadirnya Kopi Abah untuk memperkuat perekonomian masyarakat kecil termasuk santri. Pelatihan barista yang diadakan di arena Rapat Pleno bertujuan agar Kopi Abah, tidak saja bergeak dalam usaha ekonomi yaitu melalui kedai-kedainya, namun juga agar bisa memberikan manfaat bagi orang banyak.

Kopi Abah sendiri dikembangkan oleh Gerakan Santri Usahawan (Gus Iwan). Secara filosofis Kopi Abah memiliki kepanjangan, komitmen pikiran arus bawah. 

“Adanya Kopi Abah yang digerakkan para santri membuktikan bahwa santri juga dapat berbuat atau berperan untuk sesamanya,” kata Agus Fuad.

Pelatihan barista yang dilakukan di arena Pleno PBNU, bukan satu-satunya yang diadakan oleh Kopi Abah. Pasalnya, pelatihan barista secara gratis, menjadi kegiatan rutin kru kedai Kopi Abah setiap pekan.

Terpisah, pimpinan Kopi Abah, Nur Rohman menambahkan Kopi Abah merupakan program yang menjadi bukti komitmen dalam memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk berkembang, khususnya dalam menyebar semangat kewirausahaan.

Menurut Rahman, setiap pekan ada 20 orang yang mengikuti pelatihan barista gratis yang diadakan Kopi Abah. Sebagai lanjutan dari pelatihan gratis ini, pihaknya memberikan kesempatan kepada para peserta untuk magang di gerai-gerai Kopi Abah.

“Bahkan, ada juga beberapa alumni pelatihan yang menjadi karyawan Kopi Abah. Kami juga mempersilakan bagi alumni yang memilih bekerja di tempat lain,” imbuhnya.

Kopi Abah juga sering berkunjung ke sejumlah pesantren di berbagai daerah untuk memberikan pelatihan barista dan pelatihan kewirausahaan.

“Pada dasarnya kami percaya bahwa kunci dari bisnis yang benar itu adalah terima dan kasih. Maksudnya, ketika kita sudah mendapatkan keuntungan, maka kita tidak boleh lama-lama menyimpan untuk diri sendiri. Kita harus segera memberikan kepada yang membutuhkan,” kata Rahman.

Ia menegaskan prinsip seperti itulah yang bisa membuat bisnis, bahkan hidup menjadi seimbang.
 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan