Nasional

Besok Sunnah Puasa Asyura, Berikut Niat dan Keutamaannya

Rab, 18 Agustus 2021 | 08:15 WIB

Besok Sunnah Puasa Asyura, Berikut Niat dan Keutamaannya

Rasulullah saw bersabda, “Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar Ia mengampuni dosa setahun yang lalu”. 

Jakarta, NU Online

Tahun baru Hijriyah 1443 jatuh pada Selasa, 10 Agustus 2021 sebagaimana diikhbarkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU). Karenanya, hari ‘Asyura atau tanggal 10 Muharram jatuh pada esok, Kamis, 19 Agustus 2021.

 

Di hari ‘Asyura itu, umat Islam disunnahkan untuk menjalankan ibadah puasa. Hal demikian ditegaskan Rasulullah saw. dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim berikut.

 

“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulannya Allah, Muharam.” (HR Muslim).

 

Bagi yang menjalankannya, puasa ini memberikan keutamaan yang cukup penting, yakni dihapuskan dosa-dosa kecil selama setahun yang telah lalu. Rasulullah saw. bersabda, “Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar Ia mengampuni dosa setahun yang lalu”. (HR at-Tirmidzi).

 

Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad pernah ditanya perihal puasa Asyura, maka beliau menjawab, “(Puasa tersebut) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).

 

Baca juga: Puasa Asyura: Sejarah, Peristiwa Penting, dan Dzikir-dzikir yang Dianjurkan
 

Karena keutamaannya itu, bagi umat Islam yang memiliki kemampuan untuk menjalankan puasa agar dapat melaksanakannya. 

 

Untuk melaksanakan puasa ‘Asyura itu, umat Islam harus niat terlebih dahulu di malam harinya. Selain membaca niat tersebut di dalam hati, niat itu juga sunnah diucapkan dengan lisan. Adapun niat puasa ‘Asyura adalah sebagai berikut.

 

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى 

 

Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.

 

Artinya: “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”

 

Baca juga: Panduan Puasa Muharram, Tata Cara, Hukum, dan Keutamaannya

 

Jika telah lewat pagi hingga sebelum matahari tergelincir ke Barat (zawal), umat Islam masih disunnahkan untuk memulai puasa ‘Asyura dengan membaca niatnya dalam hati. Namun, hal ini boleh dilakukan dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh. (Al-Malibari, Fathul Mu’în, juz II, h. 223).

 

Sebagai informasi, puasa ‘Asyura sejak dahulu telah dipraktikkan umat Yahudi. Mereka beralasan puasa di hari tersebut karena Allah telah menyelamatkan Bani Israel dari musuh-musuhnya di hari yang sama.

 

Karena itu, Nabi Muhammad menganjurkan umat Islam agar tidak hanya berpuasa di hari Asyura, melainkan juga melaksanakan puasa di dua hari yang mendampinginya, yakni hari Tasu’a atau tanggal 9 Muharram dan tanggal 11 Muharram.

 

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Ahmad Muntaha AM