Nasional

Bunda, Ternyata Curhat pada Anak Banyak Manfaatnya, Lho!

Jum, 19 Agustus 2022 | 15:00 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam lingkungan keluarga, curhat dapat meningkatkan keharmonisan keluarga. Curhat antara anggota keluarga juga dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mengenalkan jenis-jenis emosi kepada anak.

 

Pengurus Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) Ervi Zidni Ma’ani berpendapat, mencurahkan isi hati kepada anak dapat membantu mengasah kecerdasan emosinya untuk memahami, mengelola, dan memengaruhi emosi diri sendiri dan orang lain.

 

“Anak yang biasa melakukan komunikasi intens dengan orang tuanya cenderung akan mudah menemukan solusi yang bijaksana dalam menghadapi permasalahan,” kata Ervi kepada NU Online, Jumat (19/8/2022).

 

Curhat kepada anak, menurut dia, bisa dilakukan menjelang tidur, atau momen-momen saat anak kondusif diajak deep talk (berbicara mendalam). Dengan pengenalan emosi tersebut anak akan belajar untuk mengenali jenis-jenis emosi yang dirasakan orang lain.

 

“Dalam aktivitas sehari-hari ajak anak untuk bercerita mengenai perasaan ayah dan bundanya. Misalnya, saat bunda merasa sedih, ceritakan saja apa penyebabnya,” tuturnya.

 

Dengan cara tersebut, terang Ervi, anak secara tidak langsung belajar menjadi pendengar yang baik, yang memberikan perhatian penuh. Hal itu dapat mengembangkan hubungan sosial yang positif dalam kehidupannya.

 

“Mereka akan belajar bagaimana melakukan interaksi yang punya timbal balik,” terang dia.

 

Di samping itu, ungkapnya, orang tua juga harus menjadi teladan dan pendengar yang baik bagi anak-anaknya. Anak-anak tidak akan mendengarkan sebelum orang tuanya mendengarkan mereka. Begitulah prinsipnya.

 

“Ketika Anda selalu mendengarkan mereka, mereka akan merasa dihargai dan cenderung berbuat sebaliknya. Mereka akan lebih mudah menghargai dan bersikap kooperatif,” papar dia.

 

Pasalnya, jelas dia, waktu dan perhatian orang tua sangatlah berharga bagi anak. Penting untuk mendengarkan dengan maksud memahami, bukan untuk menjawab.

 

“Mereka akan merasa kebutuhannya, pendapatnya, atau perasaannya dihargai. Ini sangat bagus untuk pengembangan harga diri mereka,” jelas Ervi.

 

Ervi kemudian menambahkan, mendengarkan adalah salah satu bentuk komunikasi yang diperlukan untuk menjalin hubungan yang sehat, termasuk dengan anak-anak. Komunikasi yang sehat dalam keluarga akan terjadi jika bisa saling mendengarkan.

 

“Menjadi pendengar yang baik itu banyak sekali manfaatnya. Bayangkan saja kalau kita tidak mengindahkan obrolan anak kita, merek bisa merasa tersisihkan, akhirnya hilang kepecayaan dirinya,” pungkasnya,

 

Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi