Nasional KONGRES IPNU IPPNU

Bupati Banyuwangi Semangati Pelajar NU Kuasai Teknologi

Sen, 24 Desember 2018 | 09:00 WIB

Bupati Banyuwangi Semangati Pelajar NU Kuasai Teknologi

Bupati Banyuwangi, H Azwar Anas di Kongres IPNU-IPPNU

Cirebon, NU Online
Bupati Banyuwangi, Jawa Timur H Abdullah Azwar Anas mengjadi nara sumber pada Kongres Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) yang digelar di Pesantren KH Aqil Siroj (KHAS) Kempek, Cirebon, Jawa Barat. 

Anas berbagi pengalaman di depan perwakilan pelajar NU utusan dari wilayah dan cabang IPNU-IPPNU se-Indonesiayang digelar sejak Jumat-Senin (21-24/12).

"Tantangan zaman semakin kompleks, anak-anak muda NU, para pelajar NU, harus semakin kompatibel dengan dinamika zaman," ujar Anas di hadapan peserta kongres. 

Anas mengatakan, salah satu hal utama yang mesti dikuasai generasi pelajar NU adalah soal teknologi. Penguasaan teknologi menjadi hal wajib bukan hanya untuk bisa memenangkan persaingan, tapi juga menjalankan tugas memberdayakan umat sebagaimana tujuan utama berkiprah di organisasi ke-NU-an.

"Kalau soal penguatan nilai kebangsaan, generasi NU tidak perlu diragukan lagi. Kecintaan kepada NKRI sudah mentok, sudah tertanam dari ubun-ubun sampai hati. Yang urgen sekarang adalah bagaimana menguasai teknologi untuk membantu menjalankan tugas organisasi dan membantu masyarakat," ujar Anas.

Ketua Umum IPNU 2000-2003 itu menambahkan, penguasaan teknologi bukan semata-mata paham media sosial dan menggunakannya untuk menyebarkan visi organisasi. Tapi lebih jauh dari itu, teknologi yang dikuasai harus yang bermanfaat luas bagi publik.

"Generasi muda NU jangan memahami teknologi hanya dengan ingin populer sebagai Youtuber, selebtwit (pengguna Twitter dengan pengikut banyak), selebgram (pengguna Instagram berpengikut banyak), dan kreatif bermedia sosial untuk menyampaikan konsep Islam yang ramah," jelasnya. 

Tapi lanjutnya, yang lebih utama ialah kuasai teknologi yang berdampak luas ke publik, seperti teknologi pertanian, kesehatan, pendidikan, kemaritiman, dan sebagainya.

Menurut Anas, era Revolusi Industri 4.0 menghadirkan tantangan yang tidak mudah. Berdasarkan riset sejumlah lembaga internasional, pada 2030, ada 800 juta pekerja yang bakal diganti dengan kemampuan robotik.

"Tantangan gelombang baru teknologi harus mampu dijawab pelajar NU, pelajari dan kuasai teknologi," imbuh mantan ketua Ikatan Sarjana NU (ISNU) Jatim tersebut.

Anas menambahkan, generasi pelajar NU juga harus semakin rajin berinovasi. Program-program yang dijalankan perlu didesain kian inovatif. 

"Budaya inovasi harus tumbuh karena zaman bergerak sangat cepat, yang tidak suka berinovasi akan ketinggalan. Inovasi adalah kebutuhan bukan hanya untuk orang per orang, tapi juga organisasi, termasuk yang saya jalani di organisasi pemerintahan," papar Anas. (Ayung/Muiz)