Nasional KONGRES XIX IPPNU

Cerita di Balik Tema Kongres XIX IPPNU: Bersama Pelajar Putri, Bersama Pulih Kembali

Kam, 11 Agustus 2022 | 22:00 WIB

Cerita di Balik Tema Kongres XIX IPPNU: Bersama Pelajar Putri, Bersama Pulih Kembali

Logo Kongres XIX IPPNU

Jakarta, NU Online

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU) akan menyelenggarakan Kongres XIX di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta  pada 12-15 Agustus mendatang. Kongres IPPNU merupakan permusyawaratan tertinggi di organisasi badan otonom (banom) NU ini yang diadakan tiga tahun sekali.


Pada agenda permusyawaratan tertinggi di tubuh organisasi pelajar putri NU ini, panitia menetapkan tema besar sebagai pijakan utama. Tema tersebut yakni Bersama Pelajar Putri, Bersama Pulih Kembali.


Ketua Pengarah Pelaksana Kongres XIX IPPNU Nurul Hidayati menjelaskan, tema ini dipilih lantaran berkaitan erat dengan kondisi negara pasca dilanda pandemi Covid-19 yang mempengaruhi seluruh kehidupan.


"Tema ini sangat related dengan kondisi saat ini pulih dari pandemi Covid-19 yang mencakup dari banyak sisi yaitu ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lain," katanya kepada NU Online, Kamis (11/8/2022).


Pada gelaran Kongres XIX IPPNU kali ini, kata Nurul, sejumlah isu pelajar akan dibahas. Salah satunya kasus pelecehan seksual dan perundungan yang kerap menimpa pelajar atau remaja putri di sekolah.


"Dalam komisi rekomendasi nanti akan menjadi salah satu isu," kata salah satu Ketua IPPNU itu.


Poin lain yang akan dibahas di Kongres XIX yakni merekomendasikan organisasi IPPNU di sekolah-sekolah kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud). "Karena basis IPPNU pelajar yang mana kita back to school," bebernya.


Kongres XIX IPPNU kali akan diikuti oleh 964 peserta dari seluruh Indonesia. Mereka, merupakan perwakilan dari 27 Pimpinan Wilayah (PW) IPPNU dan 319 Pimpinan Cabang (PC) IPPNU dari seluruh Indonesia. 


Kegiatan ini juga menghadirkan Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma'ruf Amin, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, dan sejumlah Menteri terkait.


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni Ahmad