Nasional

Cucu Mbah Wahab: Ansor Kawal Pemilu Tanda Jaga Kedaulatan Bangsa

NU Online  ·  Senin, 20 Mei 2019 | 21:30 WIB

Jakarta, NU Online
Cucu pendiri NU KH A Wahab Chasbullah, Hj Ita Rahmawati menyatakan bahwa GP Ansor dan Banser sebagai elemen bangsa sudah seharusnya berkewajiban untuk ikut serta menjaga kedaulatan bangsa, termasuk dalam proses pemilu yang telah memasuki tahap pengumuman penghitungan hasil final.

Ita mengilasbalik, sebagai inspirator berdirinya GP Ansor (saat itu bernama Syubbanul Wathan) pada 1924, KH A Wahab Chasbullah berharap hadirnya pemuda-pemuda NU sebagai penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam, terutama nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin dalam berbangsa dan bernegara.

"Ketika situasi dan kondisi keutuhan bangsa menjadi taruhan, menjadi wajar dan tepat ketika Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas menyatakan telah memberi instruksi kepada seluruh kader agar bersiaga untuk membantu aparat keamanan pada 22 Mei mendatang jika dibutuhkan," kata Ita dalam rilis yang diterima NU Online, Selasa (21/5) dinihari.

Ita Rahmawati yang juga pengurus Muslimat NU DKI Jakarta itu menyampaikan beberapa kesepakatan keluarga besar KH A Wahab Chasbullah dalam menyikapi kondisi politik terkini dan mengimbau kepada masyarakat terutama kalangan pesantren untuk memanfaatkan momentum bulan suci Ramadhan untuk mencapai ketakwaan sempurna, meningkatkan taqarrub kepada Allah dan senantiasa berdoa untuk bangsa dan negara agar tetap kondusif.

Kedua, mempererat silaturahmi antarsesama anak bangsa, memperkokoh ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwan basyariah, menjauhi saling fitnah, pertengkaran, perpecahan dan tindakan tercela lainnya serta terus saling memaafkan satu sama lain.

Ketiga, meneguhkan komitmen kesetiaan kepada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI karena itu semua sudah berjalan sesuai ajaran Islam yang kita anut. Keempat, menjaga stabilitas keamanan, perdamaian dan situasi yang kondusif dengan mengedepankan persamaan sebagai umat manusia yang saling bersaudara satu sama lain dan tidak mempertajam perbedaan yang bersifat kontra produktif.

Kelima, tidak terpancing untuk melakukan aksi inkonstitusional baik langsung dan tidak langsung karena tindakan inkonstitusional bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat mengarah kepada tindakan bughat atau memberontak.(Kendi Setiawan)