Nasional HARLAH KE-94 NU

Dakwah Islam, LDNU: Tugas Suci Warisan Rasulullah SAW

Rab, 29 Januari 2020 | 18:15 WIB

Dakwah Islam, LDNU: Tugas Suci Warisan Rasulullah SAW

LDNU menginisiasi istighotsah kubro dan ijazah kubro di Gedung PBNU, Rabu (29/1) malam. (Foto: NU Online/AR Ahdori)

Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Dakwah Nahdaltul Ulama (LDNU), KH Agus Salim, mengatakan warga NU harus mau terus melakukan dakwah Islam serta hadir di kegiatan-kegiatan mauidzah hasanah yang disampaikan oleh para ulama. Menurutnya, dakwah Islam adalah tugas suci yang  diwariskan Rasulullah SAW. 

“Dakwah itu tugas suci yang dilakukan nabi, sahabat nabi, ulama dan sekarang oleh NU. Mudah-mudahan kita selalu diberikan kekuatan oleh Allah SWT,” kata Kiai Agus Salim saat sambutan pada acara Istighotsah Kubro dan Ijazah Kubro di halaman Gedung PBNU, Rabu (29/1) malam. 

Rasulullah, ucap dia, melakukan dakwah di Makkah dan Madinah selama 23 tahun. Dampaknya sangat menggembirakan, yang awalnya masyarakat menyembah berhala berubah menjadi penyembah Allah SWT. Selain itu, saat dakwah, Rasulullah selalu mendapatkan kemenangan karena diridhai Allah SWT. 

Ia juga bersyukur,  LDNU berkomitmen melakukan kegiatan-kegiatan istighotsah yang isinya terdapat kegiatan-kegiatan positif dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menurut dia, semua kegiatan LDNU semata agar masyarakat Indonesia dekat dengan tuhan-Nya yakni Allah SWT. 

Di tempat yang sama, Ketua PBNU KH Manan Abul Ghani menuturkan, Islam mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Karenanya, sebagai umat Nabi Muhammad, masyarakat muslim Indonesia harus mengikuti serta patuh dalam pelaksanaannya.  

Keberhasilan dakwah nabi dan para sahabat, ujar Kiai Manan, dibuktikan dari masuknya agama Islam ke berbagai daerah pelosok seperti Indonesia. Para ulama di Indonesia pun, dengan tulus mewariskannya kepada anak cucunya sehingga bersyukur di Indonesia semua ragam ilmu keislaman ada. 

“Ada ilmu tafsir, ada balaghah. Dan mereka menuliskan. Ada yang ahli nahwu, sharaf, balaghah,” tuturnya. 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor:  Musthofa Asrori