Nasional

Danarto Jelaskan Marah sebagai Cikal Bakal Masalah

NU Online  ·  Selasa, 30 April 2019 | 16:10 WIB

Danarto Jelaskan Marah sebagai Cikal Bakal Masalah

(Foto: @dok. kompas via geotimes)

Danarto Jelaskan Marah sebagai Cikal Bakal Problem
Tangerang Selatan, NU Online
Di antara puluhan karya-karya sastra Danarto, dari puisi, cerpen, novel, dan drama, terdapat satu judul naskah drama dan cerpennya yang dibuatnya berjudul Godlob.

Wakil Sekretaris Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdullah Wong melihat bahwa pilihan diksi Godlob itu dekat dengan bahasa Arab ghadlab, yang berarti marah.

"Sepertinya, Mas Dan ingin menjelaskan cikal bakal problem manusia itu karena marah," katanya saat menjadi narasumber pada Bincang-bincang Napak Tilas Danarto di Hall Studen Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (29/4).

Marah itu, jelas Wong, merupakan ciri besar dari orang yang tidak percaya. Selama masih ada marah di benaknya, selama itu pula ia tidak memiliki kepercayaan.

Kebetulan dalam drama tersebut, terdapat tokoh-tokoh yang berwatak pemarah, dan sebagainya. Hal serupa juga dalam tasawuf, kata Wong, terdapat nafsu al-amarah, nafsu al-lawamah, nafsu al-muthmainnah, dan lainnya.
 
Kata tersebut juga termaktub dalam Surat Al-Fatihah dalam bentuk yang berbeda pada ayat terakhir. "Pilihan diksi ghadlab ini juga menarik karena ada dalam diksi Fatihah," kata Penulis Novel Mata Penakluk, Manaqib KH Abdurrahman Wahid itu.

Karenanya, ia berharap agar kita (bersama para hadirin) bukan termasuk dalam golongan ghadlab yang ditulis Danarto.

"Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang dalam term godlobnya Danarto. Amin," pungkasnya dalam diskusi bertema Membedah Pemikiran Danarto dari Berbagai Perspektif itu.

Menurut penuturan kerabatnya, sosok sastrawan serbabisa itu juga dikenal sebagai pribadi yang tak pernah marah. Bahkan, Ken Zuraida dalam testimoninya pada Haul Danarto yang digelar di tempat yang sama pada malam harinya, menyebut Danarto sebagai seorang yang humoris.

Dalam kegiatan yang digelar oleh Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Jakarta itu, hadir pula Sastrawan Acep Zamzam Noor, Radhar Panca Dahana, dan Sapardi Djoko Damono. (Syakir NF/Alhafiz K)