Nasional HAJI 2022

Dari 14 Jamaah Haji Meninggal, 12 karena Jantung, Segera Lapor Jika Alami Gejala Berikut

Rab, 29 Juni 2022 | 21:15 WIB

Dari 14 Jamaah Haji Meninggal, 12 karena Jantung, Segera Lapor Jika Alami Gejala Berikut

Jamaah haji Indonesia meninggal. (Foto: MCH)

Makkah, NU Online

Penyakit jantung mendominasi kematian jamaah haji di Indonesia hingga hari ke-28 operasional haji tahun ini. Dari 14 kematian, 12 diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung.


Demikian pula dari sisi pelayanan kesehatan, khususnya di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Data menunjukkan sampai Senin (27/6/2022), dari sebanyak 462 jamaah yang menjalani pemeriksaan rawat jalan, 42 di antaranya terkait dengan kelainan jantung. Sementara dari total 179 jamaah yang menjalani rawat inap, 13 diantaranya merupakan pasien jantung.


dr Mohammad Rizki Akbar, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, menyampaikan setidaknya terdapat tiga jenis kelainan jantung yang dialami oleh jamaah yang dirawat di KKHI Makkah, baik yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap.


“Kelompok pertama yang paling banyak masuk kepada kelompok gagal jantung,” ungkap anggota tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah itu pada Selasa (28/06/2022).


Pada kelompok ini, keluhan yang sering banyak muncul adalah sesak nafas. Selain itu juga mudah lelah saat beraktivitas, atau biasanya ditandai dengan adanya bengkak di tungkai kaki. “Biasanya terjadi karena minum obat tidak teratur, atau aktivitas ibadah (fisik) yang terlalu berat” tambahnya.


Kelompok kedua adalah pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada. Hal ini terjadi, dimungkinkan karena adanya penyempitan pembuluh darah di jantung. 


Sementara kelompok ketiga adalah pasien yang datang dengan keluhan berdebar, ujar dr Rizki. “Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada irama jantungnya” jelasnya.


dr Rizki menyampaikan sedikitnya melayani 10 pasien penyakit jantung di pelayanan rawat jalan KKHI Makkah setiap harinya. “Di poli risti (poli rawat jalan untuk jamaah risiko tinggi), kami melakukan pelayanan antara 10-20 pasien per hari” ujar dr. Rizki


Secara umum, jamaah yang menjalani pemeriksaan diketahui memang sudah memiliki riwayat penyakit jantung sejak di Indonesia. Namun ada kelompok pasien yang sebelumnya tidak mengetahui bahwa dirinya punya penyakit jantung. 


Ada kesamaan pemicu yang menyebabkan kekambuhan penyakit jantung dari kedua kelompok pasien, yaitu aktivitas fisik yang terlalu berat, ujar dr Rizki. Meskipun pada kelompok yang memiliki riwayat penyakit jantung, ditambahi dengan alpa nya aktivitas minum obat rutin.


“Sementara yang sebelumnya tidak mengetahui punya penyakit jantung, karena dipicu ibadah fisik yang cukup berat, muncul baik dalam bentuk keluhan nyeri dada maupun keluhan sesak nafas” ujar dr Rizki.


Selain aktivitas fisik, umumnya pasien sudah memiliki faktor risiko yang dapat menjadi pemicu, lanjut dr. Rizki. Ditambah dengan cuaca yang ekstrim di Arab Saudi. “Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kelainan jantung. Jadi kalau jamaah dengan aktivitas yang tinggi dan tidak dikontrol obat obatan, menyebabkan tekanan darahnya naik dengan cepat, jadi itu bisa memicu untuk munculnya kelainan jantung.” dr Rizki mencontohkan. 


dr Rizki mengingatkan jamaah haji harus mengetahui batas kemampuan fisik diri sendiri, mengingat ibadah haji merupakan ibadah yang melibatkan aktivitas fisik yang berat. Selain itu jamaah juga diminta untuk minum obat rutin tepat waktu. “Sehingga diharapkan tidak muncul keluhan.” harapnya.


dr Rizki juga meminta jamaah yang mengalami keluihan, segera melaporkan kondisinya kepada tenaga kesehatan di kloter. “Setiap jamaah yang kemudian merasakan adanya keluhan, sebaiknya langsung sampaikan kepada dokter kloternya untuk dievaluasi apakah ada masalah dengan kondisi kesehatannya” ucapnya.

 


Layanan KKHI

Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah dr M Imran menyampaikan, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sudah merawat 731 kasus dengan 531 rawat jalan, sedangkan 200 rawat inap. “Sampai hari ini, yang masih rawat inap mencapai 67 orang,” katanya, Rabu (29/06/2022).


Imran menjelaskan, yang paling banyak dirawat inap merupakan pasien penyakit jantung. Hal ini disebabkan mereka melakukan aktivitas fisik sehingga jantungnya mengalami gangguan, dan sudah memiliki riwayat jantung sebelumnya. “Kita prioritaskan kepada mereka yang memiliki masalah kesehatan dan faktor risiko kesehatan yang berat atau komorbid berat misalnya jantung diabetes dan hipertensi,” ujarnya. 


Pasien yang datang ke KKHI merupakan pasien yang telah mendapat rujukan dari kloter. Dokter spesialis akan menilai apakah mereka cukup rawat jalan atau harus rawat inap di KKHI sampai kondisinya stabil.


Editor: Syakir NF