Nasional

Debat Capres Ketiga, Ganjar akan Prioritaskan Kepentingan Nasional dalam Politik Luar Negeri

Ahad, 7 Januari 2024 | 20:30 WIB

Debat Capres Ketiga, Ganjar akan Prioritaskan Kepentingan Nasional dalam Politik Luar Negeri

Capres Nomor Urut 03 Ganjar Pranowo. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengungkapkan pentingnya memprioritaskan kepentingan nasional Indonesia dalam kebijakan politik luar negeri. Hal tersebut disampaikan dalam segmen pertama debat capres ketiga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.


“Politik luar negeri kita adalah alat untuk negosiasi terhadap dunia luar, tetapi kepentingan nasional harus nomor satu,” ujarnya di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024).


Ganjar mengungkapkan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut perlu meredefinisi politik luar negeri yang bebas aktif, disesuaikan dengan kondisi kekinian. Hal ini dipandang penting karena ada kebutuhan untuk melakukan pemilihan, pemilahan, dan prioritas terhadap elemen-elemen yang menjadi kekuatan serta keinginan dari bangsa dan negara.


“Rakyat butuh bekerja, rakyat butuh lapangan kerja lebih banyak, investasi harus lebih banyak. Maka, kita mesti memperkuat infrastruktur diplomasi kita, duta besar, para diplomat, dan tentu saja inilah yang mesti kita berikan penugasan-penugasan untuk membereskan persoalan-persoalan kepentingan ekonomi nasional dalam konteks kekinian,” terangnya.


Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak pernah lupa, selalu setia pada kesepakatan yang diambil. Ganjar menyampaikan bahwa upaya dekolonisasi yang dilakukan menjadi dorongan dan keyakinan untuk membebaskan seluruh bangsa tanpa intervensi satu sama lain. Dalam konteks ini, ia menegaskan komitmen Indonesia terus mendukung kemerdekaan Palestina.


“Maka kalaulah kemudian itu kita kerjakan, berapa problem krisis iklim barangkali akan kita selesaikan dengan membawa pola-pola diplomasi sesuai dengan kekinian yang diperlukan atau barangkali kepentingan UMKM yang mesti kita bawa ke dunia internasional seperti praktek yang pernah kami lakukan di Jawa Tengah. Dan itu membikin masyarakat akan merasakan politik luar negeri jauh lebih baik,” jelasnya.


Sementara itu terkait dengan pertahanan, Ganjar mengatakan perlunya sistem pertahanan rakyat semesta yang dilapisi dengan pertahanan yang berlapis dan mengkonsepsikan benteng pertahanan nusantara sebagai satu kesatuan yang utuh. Maka dari itu, perlu penataan gelar pasukan karena hal ini menjadi fokus utama dalam antisipasi terhadap dinamika pertarungan global antara Amerika Serikat dan Tiongkok, sebab IKN menjadi pusat gravitasi baru.


“Untuk itulah, pertahanan kita mesti masuk pada wilayah 5.0 dengan teknologi sakti, rudal hipersonik, senjata siber, sensor kuantum dan sistem senjata otonom, dan itu bisa dilakukan kalau anggaran dari Kemenhan itu satu sampai dua persen dari PDB, sehingga MWF akan bisa tercapai karena ini yang mengerikan di 2024 saya khawatir ini tidak akan tercapai,” ujarnya.


Lebih lanjut terkait dengan keamanan, ia menekankan perlunya memberikan perhatian, terutama dalam hal terorisme, narkoba, pinjaman online, judi online, kekerasan seksual, dan TPPU.


Ia menegaskan bahwa reformasi kepolisian harus mempersiapkan diri untuk mengantisipasi hal-hal ini dengan memperkuat sistem siber serta mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian di bidang tersebut. Ia menyatakan bahwa polisi sebagai pelayan masyarakat harus mampu memberikan perlindungan yang sungguh-sungguh.


Dia juga menyebut pertemuannya dengan Ibu Merry Hoegeng, yang menjelaskan bagaimana polisi menjalankan tugas mereka dengan dedikasi yang tinggi, menjalani kehidupan yang sederhana, dan memiliki integritas yang tidak tergoyahkan.


“Sebagai anak polisi saya paham betul ini sesuatu yang sulit pasti akan bisa dilakukan, dan tentu saja inilah capaian-capaian yang akan kita lakukan oleh Ganjar-Mahfud, Bismillah Insyaallah kami siap,” pungkasnya.