Nasional

Demi Masa Depan Lebih Baik, Mahfud MD Minta Umat Islam Belajar dari Sejarah

Ahad, 30 Oktober 2022 | 17:00 WIB

Demi Masa Depan Lebih Baik, Mahfud MD Minta Umat Islam Belajar dari Sejarah

Menkopolhukam Mahfud MD saat berbicara pada peringatan 1000 hari wafatnya Gus Sholah di Rumah Sakit Hasyim Asy'ari, Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (29/10/2022)

Jombang, NU Online

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta umat Islam tidak melupakan sejarah dan menjadikan sejarah sebagai pelajaran untuk menghadapi masa depan yang lebih baik. Salah satunya belajar dari kepemimpinan zalim era Fir'aun yang diabadikan oleh Al-Qur'an sehingga bisa dipelajari banyak orang.

 

Hal ini disampaikannya saat peringatan 1000 hari wafatnya Pengasuh Ketujuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) di Rumah Sakit KH Hasyim Asy'ari di Tebuireng, Jombang, Sabtu (29/10/2022).

 

"Sejarah atau masa lalu untuk membangun masa depan. Jadi sejarah itu untuk diingat agar kita bisa belajar. Karena dari sejarah kita tahu setiap akibat dari perbuatan itu sudah ada rumusnya di dalam sejarah itu," jelasnya.

 

Menteri asal Madura ini menegaskan, bahwa Islam sangat memperhatikan sejarah. Pernyataan ini berdasarkan keterangan dari Al-Qur'an surat Yunus ayat 92. Di sana dijelaskan bahwa Allah akan menyelamatkan jasadnya Fir'aun agar dapat menjadi pelajaran bagi generasi setelahnya.

 

Tubuh Fir'aun setelah dilihat para peneliti, dipastikan bahwa tubuh Fir'aun itu mati tenggelam di laut. Sekarang jasad Fir'aun disimpan di museum layaknya kayu teronggok. Kejahatannya dibahas orang terus dalam berbagai tulisan

 

"Oleh sebab itu, sudah lama sekali, sekitar 30 tahun lalu. Saya membaca buku judulnya mukjizat Al-Quran karya Prof Quraisy Shihab. Di situ dijelaskan pentingnya sejarah, pentingnya sejarah agar kita tahu bahwa setiap perbuatan orang itu ada akibatnya, kalau anda baik maka akibatnya akan baik. Begitu juga sebaliknya," ujar Mahfud.

 

Peristiwa lain yang diabadikan Al-Qur'an yaitu kedurhakaan kaum 'Ad kepada Tuhan. Mereka memiliki peradaban yang sangat maju, tapi menentang Nabi Hud. Hal ini direkam di Al-Qur'an dalam surat Hud ayat 50. Upaya dakwah Nabi Hud juga diabadikan di surat Asy-Syu'ara ayat 128-135 dan Al-Haqqah ayat 6-8.

 

"Pada tahun 1983 ada seorang arkeolog namanya Nicholas Clapp menemukan lempengan batu yang ada tulisan. Di datang ke Sorbonne dan diarahkan ke perpustakaan Al-Azhar Mesir untuk mencari kisah kaum Ad di Al-Qur'an. Kemudian dia menemukan Kota Iram dan sekarang dilindungi dunia," urai Mahfud.

 

Dari dua kisah di Al-Qur'an yang bisa dibuktikan di masa depan ini selayaknya generasi Muslim tidak meninggalkan belajar sejarah. Seseorang harus membuat sejarah baik. Karena nanti akan selalu hidup idenya.

 

"Jangan berpikir orang yang mati dalam berjuang itu mati benaran, mereka tetap hidup, setidaknya idenya hidup. Semangatnya menghidupi kita untuk mempunyai gairah di dalam cara hidup yang benar," tegasnya.

 

Gus Sholah, menurut Mahfud, adalah orang baik, berakhir dengan baik. Karenanya, sosoknya layak diambil pelajaran dari kisah hidupnya, dikenang dengan baik. Ide politiknya Gus Sholah diwarisi dari KH M Hasyim Asy'ari.

 

Hal menarik yang disampaikan Gus Sholah dalam sebuah diskusi antara lain yaitu pertentangan penafsiran tentang pancasila. Menurut Gus Sholah nilai-nilai keislaman diperjuangkan dalam produk-produk aturan sehari-hari tanpa konflik. Substansi ajaran Islam diterapkan.

 

"Gus Sholah itu punya ide, konsisten dalam perjuangan dan bisa jadi teladan. Sekitar 1.30 jam sebelum Gus Sholah wafat saya sempat bertemu. Wajahnya cerah. Tenang sekali. Saya lalu berdoa," tandasnya.

 

Kontributor: Syarif Abdurrahman

Editor: Syakir NF