Nasional

Di Acara KOPRI PMII, Mpok Silvi Bicara Kreativitas dan Inovasi Perempuan

Ahad, 8 Desember 2019 | 15:15 WIB

Di Acara KOPRI PMII, Mpok Silvi Bicara Kreativitas dan Inovasi Perempuan

Hj Silviana Murni saat menjadi Pembicara Kunci di ‘Seminar Pergerakan’ yang diselenggarakan Korp PMII Putri (KOPRI) Komisariat Universitas Nahdaltul Ulama Indonesia (UNUSIA) di Auditorium UNUSIA Jl Amir Hamzah, Jakarta Pusat, Jumat (6/12) lalu.

Jakarta, NU Online
Tokoh perempuan Betawi, Hj Silviana Murni hadir di Seminar Pergerakan yang diselenggarakan Korp PMII Putri (KOPRI) Komisariat Universitas Nahdaltul Ulama Indonesia (UNUSIA) di Auditorium UNUSIA Jl Amir Hamzah, Jakarta Pusat, Jumat (6/12) lalu. Di hadapan ratusan mahasiswi NU, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2019-2024 ini bicara kreativitas dan inovasi kaum perempuan serta kaitannya dengan pengabdiannya untuk bangsa dan negara. 

Perempuan yang akrab disapa Mpok Silvi ini mengatakan, sudah saatnya kaum perempuan berinovasi, terlibat penuh dalam berbagai aktivitas yang mengarah kepada pembangunan bangsa Indonesia. 

Perempuan, kata dia, harus mau menjadi apa saja. Jangan berpikir antara laki-laki dan perempuan terdapat banyak penghalang. Jika berpikir demikian, maka akan menghambat kreativitas seorang perempuan. 

“Jika perempuan sendiri berkeinginan maju dalam mencapai keinginannya, maka majulah tanpa ragu. Perempuan diberikan seluas-luasnya untuk menampilkan kreativitas, intelektualitas,” ujar Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta tahun 2015 ini. 

Hal utama jika perempuan ingin berkarya untuk bangsa dan negara adalah dengan membulatkan tekad dan niat yang tulus. Artinya tidak ada tujuan lain selain untuk berkonribusi penuh terhadap perbaikan bangsa Indonesia. 

Memang, kata Mpok Silvi, dalam setiap proses sudah pasti menemukan jalan yang tak mulus. Namun percayalah Allah sedang merencanakan sekenario terbaik untuk hamba-Nya. Paling penting, ujar dia, perempuan harus rajin shalat malam dan berpuasa Senin Kamis. Itulah nasihat-nasihat mustajab yang diajarkan para kiai NU di Jakarta.

“Karena dengan puasa kita dapat mengontrol segala sesuatu yang berlebihan, setidaknya dapat terkendali,” katanya lagi. 

Kemudian, seorang perempuan harus terus membuktikan eksistensinya kepada publik dengan banyak muncul ketika bangsa ini membutuhkan. 

Selanjutnya, dua dimensi yang tak boleh dilupakan kaum perempuan, pertama perkara dunia kedua perkara akhirat. Penjabaran dari perkara dunia adalah bahwa perempuan harus memiliki cita-cita yang tinggi seolah akan hidup selamanya. Sementara perkara akhirat, yakni perempuan harus banyak berhati-hati, khwatir tindakannya tidak dibenarkan oleh ajaran agama karena akan merugikannya di akhirat. 

"Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kau hidup selamanya, dan bekerja untuk akhirat mu seolah-olah kau akan mati besok,” tuturnya mengutip hadis Nabi. 

Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Abdullah Alawi