Nasional

Di UIN Semarang, Gus Muwaffiq Ngaji ke Habib Ali Al-Jufri

Kam, 5 Desember 2019 | 01:30 WIB

Di UIN Semarang, Gus Muwaffiq Ngaji ke Habib Ali Al-Jufri

Gus Muwaffiq (kanan) di UIN Semarang. (Foto: Istimewa)

Semarang, NU Online
Penceramah kondang KH Ahmad Muwaffiq atau yang lebih dikenal dengan Gus Muwaffiq menghadiri ramah tamah dan bedah buku 'Al-Insaniyyah Qabla Tadayun' karya Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al-Jufri di UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (4/12).
 
Dalam majelis, Gus Muwaffiq tampak khusyuk menyimak bahkan merekam uraian dari sang cucu Rasulullah yang dikenal ‘alim ‘allamah dan tawadlu’ ini dengan menggunakan ponsel pintarnya.
 
Di antara hal yang dipaparkan oleh Habib Ali Al Jufri adalah peran dan keteladanan Walisongo, Pentingnya adab dan pembersihan jiwa bagi orang yang berilmu.
 
“Ilmu yang didapati dengan mengamalkan, hasilnya adalah setiap ilmu makin bertambah, maka makin merunduk kita. Seperti pohon sebelum berbuah, kalian lihat, masih tegak lurus berdiri. Tapi kalau sudah mulai berbuah, mulai ada berat beban yang dibawa, mulai semakin merunduk,” ungkapnya dalam bahasa Arab, disahut penerjemah.
 
Selain itu, Habib Ali juga membahas panjang lebar tentang kemanusiaan dan religiusitas, mulai abad pertengahan, di mana terjadi pertentangan antara agama dengan sains. Dirinya juga menyitir dari khazanah klasik, yaitu membandingkan religiusitas Sayyidina Ali yang benar dengan religiusitas Abdurrahman bin Muljam yang menyeleweng.
 
Di akhir pemaparan, Habib Ali membuka tanya jawab kepada audiens. Beberapa pertanyaan yang diajukan dan dibahas adalah melakukan aksi bom bunuh diri yang tak dibenarkan dalam Islam, perbedaan pendapat mengucapkan selamat hari raya agama lain, yang dalam konteks saat ini Habib Ali Al Jufri membolehkannya.
 
"Ucapan di masa kita ini tidak mengakui akidah mereka, melainkan sebagai bentuk kebajikan," ujarnya. 
 
Dalam menguatkan argumen ini, dirinya mengutip Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Mumtahanah ayat 8. Meski demikian, tetap menghormati pendapat yang mengatakan mengucapkan selamat hari raya agama lain itu haram, dan tidak menganggap mereka itu keras.
 
“Ini bukan perkara ijma, tapi ini perkara ijtihad,” imbuhnya disertai imbauan untuk tidak saling menyalahkan dan menghujat satu sama lain.
 
Dalam sesi tanya jawab yang kedua, Habib Ali Al Jufri ditanya, bagaimana menyikapi banyak orang yang cinta kepada dirinya, namun tidak semua setuju dengan pendapatnya. “Katakan pada mereka, saya juga cinta dan lanjutkan perbedaan ini,” jawabnya diikuti tepuk tangan hadirin.
 
Sebelumnya, Rektor UIN Wali Songo Semarang Prof H Imam Taufiq menyampaikan syukur luar biasa atas kehadiran habubunal kiram, habib kita tercinta.
 
“Kita kehadiran sosok yang cemerlang penerus Nabi, cucu Kanjeng Nabi yang doa dan karamahnya kita dambakan. Karena itu, kami atas nama Pimpinan UIN Walisongo menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Dan mohon barakah doanya untuk Kampus UIN Wali Songo Semarang,” ungkapnya.
 
“Hanya satu yang ingin saya sampaikan,” lanjutnya, “Wali Songo adalah Wali Sembilan yang mengajarkan dakwah di Indonesia dengan rahmah, dengan santun, dengan penuh kasih sayang. Tidak mengedepankan kekerasan. Hasilnya efektif, mengislamkan Indonesia yang luar biasa, khususnya di Pulau Jawa,” jelasnya.
 
Ia juga menyampaikan bahwa sebagian besar Wali Songo adalah habaib, keturunan Kanjeng Nabi yang semuanya datang di Indonesia dengan mengkondisikan sesuai konteks Indonesia, yang akhirnya meneguhkan wilayah yang cinta tanah airnya. 

"Wali Songo mengajarkan kita cinta tanah air dan bangsa yang luar biasa," pungkasnya. 
 
Acara ini disiarkan langsung (live streaming) via channel youtube Nabawi TV. Diawali dengan Pembacaan Maulid Al-Barzanji sekaligus mahalul qiyam untuk menyambut kehadiran Habib Ali Al Jufri masuk ke dalam majelis. Kemudian dibuka dengan pembacaan Surat Fatihah, dilanjutkan Pembacaan Ayat-ayat Suci Al-Quran oleh Dr KH Arja Imroni MAg. 
 
Uraian bedah buku disampaikan Habib Ali Al Jufri dengan dibantu beberapa penerjemah secara bergantian. Acara dipungkasi dengan tanya jawab dan doa.  
 
Tampak hadir dalam forum ini para habaib, kiai, pejabat pemerintah, serta civitas akademika, mahasiswa, dan santri. Di antara tokoh yang hadir adalah Habib Umar Muthohar, Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan, KH Abdul Ghofur Maimoen, Gus Muwaffiq dan Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen.
 
Kontributor: Ahmad Naufa KF
Editor: Abdul Muiz