Nasional

Ditemui Gus Ulil di Kantor PBNU, Puluhan Mahasiswa Perdalam Pengetahuan Sejarah

Jum, 23 Juni 2023 | 07:30 WIB

Ditemui Gus Ulil di Kantor PBNU, Puluhan Mahasiswa Perdalam Pengetahuan Sejarah

Ketua Lakpesdam PBNU, H Ulil Abshar Abdalla menerima kenangan-kenangan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung, Jawa Barat di Kantor PBNU, Rabu (21/6/2023). (Foto: NU Online/Ahmad Naufa)

Jakarta, NU Online 
Puluhan mahasiswa beserta civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung, Jawa Barat mendatangi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jl. Kramat Raya No. 164, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2023).


Kedatangan mereka diterima oleh Ketua Lembaga Kajian dan Pengembagan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU H Ulil Abshar Abdalla dan Kepala Perpustakaan H Syathiri Ahmad di Aula Lantai 5.


"Ini adalah mahasiswa semester 4 di jurusan atau prodi SPI (Sejarah Peradaban Islam)," kata Suparman Jassin, dalam sambutan mewakili civitas akademika.
 

Jassin mengungkapkan, tujuan mereka datang ke kantor PBNU pertama adalah silaturrahim. "Mereka tahu biasanya di TV atau media-media, kantor PBNU, begitu," ucapnya.


Pengajar mata kuliah Sejarah Islam Indonesia itu juga mengaku, sudah lama mahasiswanya mendesak untuk bisa silaturrahim ke PBNU. Lalu ia menjadwalkan ketika praktikum. Kini pihaknya bersyukur, di akhir perkuliahan dapat mendatangi tempat yang, menurutnya, penuh keberkahan.


"Para masyayikh dan para ulama-ulama besar biasanya duduk di kursi dan meja ini, ya. Dan kita saat ini alhamdulillah, ditakdirklan oleh Allah untuk bisa duduk dan berkumpul di sini," imbuhnya.

 
Kedua, tujuan para mahasiswa semester 4 ini adalah untuk praktikum sejarah. Seperti pengenalan lapangan untuk proses mencari sumber-sumber bahan kajian dan bahan penelitian, baik untuk menulis makalah maupun skripsi, sebagai tugas akhir.
 

Jassin juga bersyukur, kajian-kajian tema tentang Nahdlatul Ulama, baik lokal maupun nasional, sudah lama dan cukup banyak menarik minat dari para mahasiswanya.


"Teman-teman mahasiswa ini ingin mengetahui pusat dokumentasi, sekaligus mungkin perpustakaan yang dipimpin Pak Syathiri ini. Apakah dokumentasi, arsip-arsip yang kita perlukan nanti sebagai bahan primer untuk penelitian, ataupun, misalkan, karya-karya ulama, manuskrip-manuskrip," imbuhnya.


Selain itu, penulis buku Sejarah Peradilan Islam (2015) juga mengaku kunjungan rombongannya ingin mendapat keberkahan dari para kiai NU. Pihaknya menyampaikan terima kasih karena telah disambut hangat dan diberi waktu di tengah kesibukan para pengurus PBNU.


Menanggapi hal itu, H Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil mengucapkan selamat datang kepada rombongan tersebut. Lalu ia mengenalkan secara sekilas struktur yang ada di PBNU beserta tugas dan tanggung jawabnya.


"Jadi kantor ini kaya tapi sejarahnya kaya sekali. Jangan dilihat penampilannya, tapi isinya. Karena yang penting itu isi, bukan bungkus ya," ucap Gus Ulil.


Pada kesempatan itu, pendiri Ghazalia College itu menjelaskan panjang lebar dinamika sejarah Islam beserta ulama-ulamanya. Ia juga berpesan kepada para mahasiswa, bahwa ada sebuah lembaga tradisional yang menyimpan khazanah Islam yang luar biasa, yaitu pesantren. Untuk itu, ia mendorong para mahasiswa untuk 'mengenal', syukur-syukur bisa berguru kepada kiai. Setidaknya, kata Gus Ulil, memiliki guru Al-Qur'an yang memiliki sanad dan bisa mengoreksi langsung bacaan mereka.


Sedangkan H Ahmad Syatiri menjelaskan bagaimana sejarah Gedung PBNU semenjak awal berdirinya sampai hari ini, dengan cukup detail. Selain itu, dijelaskan juga sejarah singkat berdirinya Perpustakaan PBNU. Menutup sesi, ia menitipkan harapan dalam forum kali ini.

 
"Saya harapkan kepada Pak Dosen di UIN, ya berikan tugas, banyak-banyak diberikan tugas kepada mahasiswanya untuk menulis sejarah dan mengenal tokoh-tokoh NU," ungkap pria yang amat sadar dikumentasi dan murah senyum itu.


Usai pertemuan, para mahasiswa berkunjung ke kantor NU Online. Di dapur media itu, mereka mendapat penjelasan singkat bagaimana NU Online memproduksi konten dan diunggah ke website maupun media sosial. Tanya jawab singkat juga berlangsung di sini dengan awak NU Online.


Kemudian, mereka mengunjungi perpustakaan PBNU yang berada di Lantai II didampingi langsung H. Syathiri Ahmad beserta Hanum Aisharahma selaku pustakawan Perpus PBNU. Di sana, banyak buku, majalah serta koleksi dokumentasi NU dari dulu sampai kini. Tak hanya dari dalam negeri, pengunjung Perpus PBNU ini juga terkadang berasal dari peneliti luar negeri.


Pewarta: Ahmad Naufa
Editor: Syamsul Arifin