Nasional

Doa sebagai Jawaban Kegelisahan

Ahad, 20 Oktober 2019 | 00:00 WIB

Doa sebagai Jawaban Kegelisahan

H Muhammad Muslih saat memimpin Haul Ke-33 KH Tolchah Manshur Doa Pelajar untuk Bangsa di Pondok Pesantren Minhadlul Ulum, Pesawaran, Lampung, Sabtu (19/10) malam. (NU Online/Syakir NF)

Lampung, NU Online

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) menggelar haul ke-33 pendiri IPNU KH Tolchah Manshur dan Doa Pelajar untuk Bangsa di tengah kegiatan Konferensi Besar (Konbes) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Pondok Pesantren Minhadlul Ulum, Pesawaran, Lampung, Sabtu (19/10).

 

H Muhammad Muslih, senior IPNU Lampung, mengungkapkan bahwa doa bersama istighotsah merupakan ciri khas kegiatan kader NU. Gerakan ruhaniah batiniah ini, menurutnya, penting. "Saat akal tidak mampu berpikir, saat tenaga tidak punya kekuatan, maka doa menjadi jawaban," jelasnya sebelum memimpin doa bersama.

 

Ia menegaskan bahwa kader IPNU harus memiliki wiridan. Sebab, pemimpin tanpa tirakat (wiridan dan sebagainya) dan riyadlah sulit bergerak dan menaklukkan hati umat. "Akal hanya bisa memutuskan tapi hati yang merasakan," kata Ketua Pimpinan Cabang IPNU Kota Metro 2003 itu.

 

Oleh karena itu, kader IPNU harus memperkuat riyadlah untuk mencapai keberhasilan di era milenial ini. Sebab, terkadang kekalahan itu bukan karena bagusnya strategi lawan, tetapi karena lemahnya pertahanan.

 

"Jangan pernah gak pede jadi pengelola organisasi NU," tegasnya.

 

Mahasiswa program doktor Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta itu lantas menyebut daging sapi sebagai ibarat. Meskipun daging sapi sangat mahal harganya, namun daging tersebut tidak akan terasa enak jika tidak diberi micin (penyedap rasa) dan garam yang harganya jauh di bawahnya. Karena itu, meskipun garam dan micin ‘kecil’ tapi dialah yang memberi rasa. Demikian juga IPNU-IPPNU.

 

"Satu kilogram daging sapi 100 ribu. Kalau beli empat kilogram 400 ribu. Enaknya daging hanya karena garam dan micin (penyedap rasa) . Belum tentu barang kecil itu tidak berdampak. Tapi kitalah yang menjadi penyedap rasa," katanya.

 

Kegiatan ini diramaikan dengan shalawat dari Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.

 

Doa bersama ini juga diikuti oleh Pengasuh Pondok Pesantren Minhadlul Ulum Pesawaran Lampung, Gus H Amin Udin dan seluruh Pimpinan Wilayah IPNU seluruh Indonesia.

 

Kegiatan haul ke-33 KH Tolchah Manshur dan Doa Pelajar untuk Bangsa ini juga dilaksanakan oleh seluruh pimpinan IPNU di seluruh Indonesia secara serentak.

 

Pewarta: Syakir NF

Editor: Aryudi AR