Nasional

Dua Jam Usai Divaksin, Presiden Jokowi Mengaku Sedikit Pegal

Rab, 13 Januari 2021 | 13:30 WIB

Dua Jam Usai Divaksin, Presiden Jokowi Mengaku Sedikit Pegal

Presiden Joko Widodo saat divaksin, Rabu (13/1) siang. (Foto: @KemensetnegRI)

Jakarta, NU Online

Program vaksinasi di negeri ini sudah mulai dijalankan. Hal itu ditandai oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai pihak pertama yang menerima suntikan dosis vaksin Covid-19 perdana, di Istana Merdeka Jakarta, pada Rabu (13/1) pagi tadi. 


Ia merasa bersyukur karena vaksinasi untuk dirinya sudah terlaksana dan berjalan dengan baik. Vaksin yang disuntikkan kepada presiden adalah produksi Sinovac yang telah berizin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).


Saat menerima suntikan vaksin, pria yang pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta itu mengaku tidak merasakan sakit apa pun. Namun dua jam usai divaksin, ia mengaku terasa sedikit pegal.


“Enggak, enggak terasa apa-apa. Waktu suntik ya. Tapi setelah dua jam tadi agak pegal sedikit,” kata Jokowi, dikutip dari situs resmi Presiden RI, Rabu (13/1) petang.


Vaksinasi Covid-19 ini diharapkan sebanyak 70 persen dari seluruh penduduk Indonesia memperoleh vaksin. Hal tersebut agar tercipta kekebalan komunal sehingga akan mencegah infeksi dan pada akhirnya Covid-19 dapat terkendali. 


Jokowi sendiri menyatakan, dirinya sudah lama tidak disuntik vaksin. Terakhir, katanya, ketika mau berangkat ibadah haji yang terdapat kewajiban agar terlebih dulu disuntik untuk mencegah virus meningitis dan flu. 


“Disuntik vaksin terakhir? Waduh, sudah lama ya. Saya sudah lupa. Tapi mungkin pas mau haji itu ada suntik untuk meningitis dan flu,” tuturnya.


Terlepas dari itu, pria kelahiran Solo 21 Juni 1961 itu menaruh harapan besar terhadap program vaksinasi yang bakal diberikan secara gratis kepada masyarakat. Karenanya, Jokowi meminta kepada masyarakat agar berkenan untuk ikut berpartisipasi dalam program itu demi kemaslahatan bangsa.


“Saya berharap nanti seluruh masyarakat, seluruh rakyat, bersedia divaksin karena ini adalah upaya kita untuk bebas dari pandemi. Mengenai waktunya kapan semuanya harus bersabar karena akan diatur dan dilakukan secara bertahap. Tapi yang pasti vaksin ini gratis,” ucap Jokowi.


Sekalipun sudah ada vaksin, ia kembali mengingatkan agar seluruh pihak yang telah menerima vaksinasi untuk tetap berdisiplin mematuhi protokol kesehatan. Di antaranya adalah selalu memakai masker, rutin mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. 


“Ingat walaupun sudah divaksin, nantinya kita tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Yang paling penting itu,” ujarnya.


Sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Syahrizal Syarif menegaskan bahwa vaksin bukan satu-satunya faktor untuk bisa mengendalikan wabah. Namun demikian, sangat jelas bahwa vaksin dapat menurunkan angka penularan dan kematian akibat Covid-19. 


“Jadi pesan saya adalah bahwa vaksin saja tidak mungkin bisa mengendalikan wabah, tapi bahwa vaksin dapat menurunkan (angka penularan dan kematian) itu jelas. Bahwa pesan utama vaksin adalah akan menurunkan angka kematian dan memangkas angka penularan,” tegasnya.


Menurutnya, untuk bisa membuat pandemi Covid-19 terkendali tak bisa hanya mengandalkan vaksin. Lebih dari itu, sekalipun proses vaksinasi sudah dijalankan tapi juga tetap harus mengikuti dan mematuhi aturan protokol kesehatan yang ketat. 


“Pemerintah juga tetap harus menjalankan langkah-langkah kebijakan agar masyarakat selalu menerapkan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker) itu,” terang Syahrizal.


“Sekali lagi menurut saya, itulah (vaksinasi) salah satu jalan kita untuk mengendalikan wabah. Tapi vaksinasi bukan satu-satunya faktor penentu pengendalian wabah. Kita tetap harus menjaga 3M,” pungkasnya.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad