“Medan juang pahlawan tidak semata dunia nyata tetapi dunia maya terutama melalui medsos,” katanya saat menjadi narasumber pada diskusi Refleksi Hari Pahlawan dengan tema Semangat Pahlawan Wujudkan SDM Unggul Masa Depan, yang digelar oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) lantai 5, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Senin (11/11).
Bukan hal aneh medsos sebagai suatu medan perjuangan mengingat hampir setiap orang sudah memiliki ponsel dan terakses dengannya. Bahkan menurut data We Are Social tahun 2019, pengguna ponsel di Indonesia mencapai 355,5 juta. Padahal, penduduk Indonesia hanya berjumlah 268 juta jiwa. Sementara pengguna medsos yang aktif mencapai 150 juta.
Karenanya, suatu kegiatan bahkan dipertanyakan karena ketidakmunculannya di media sosial. Menurutnya, hal ini aneh tetapi nyata mengingat betul adanya. “Kalau acara ini belum muncul di Facebook live streaming, tapi gak muncul di medsos diragukan. Ukuran faktualitas itu malah ketika sudah diunggah di dunia maya,” katanya.
Melihat fakta demikian, Idy menjelaskan bahwa Marshall, salah satu akademisi komunikasi, menyampaikan dunia global itu seperti satu desa (global village) yang pada perkembangannya menjadi penindasan global (global pillage). Penindasannya menjadi semakin nyata karena memenjarakan para penggunanya yang kecanduan.
“Kita ini sudah tertindas. Kita gagap menghadapi teknologi. Terutama anak-anak kecanduan media. Media komunikasi yang seharusnya mendekatkan itu menjadi menjauhkan. Silaturahim dengan tetangga jadi wa. Ini bagian dari global pillage,” kata Ketua Umum PP IPNU 2006-2009 itu.
Oleh karena itu, Idy mengingatkan agar kader-kader IPNU dapat meningkatkan kemampuannya dalam bidang teknologi informasi. “Kita harus mengisi konten media secara lebih positif. Dunia media ini tidak bisa kita cegah, baik negatif maupun positif,” ucapnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sekalipun, jelasnya, tidak mempunyai kekuatan mencegah konten negatif. Bahkan negara maju sekalipun. Karenanya, yang bisa kita lakukan adalah kontestasi konten media. “Maka sediakanlah konten media yang baik. Konten negatif akan terpinggirkan,” pungkasnya.
Kegiatan ini juga menghadirkan Ketua PBNU KH Aizuddin Abdurrahman dan Kepala Bidang Jejaring Pustekkom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hasan Chabibie.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Abdullah Alawi
Â
Terpopuler
1
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
2
Khutbah Jumat: Inspirasi Al-Fatihah untuk Bekal Berhaji ke Baitullah
3
Harlah Ke-74: Ini Asas, Tujuan, dan Lirik Mars Fatayat NU
4
Kajian Lengkap Kriteria Miskin bagi Pekerja dalam Bab Zakat
5
3 Hakim Nyatakan Dissenting Opinion, Paslon 01 dan 03 Terima Putusan MK
6
Kasus DBD Melonjak, Berikut Cara Pencegahannya Menurut Dokter
Terkini
Lihat Semua