Nasional

Eksistensi Kampus NU Punya Peran Signifikan di Tengah Transformasi Digital

Rab, 15 November 2023 | 10:00 WIB

Eksistensi Kampus NU Punya Peran Signifikan di Tengah Transformasi Digital

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof Amin Suyitno. (Foto: Humas Kemenag)

Bogor, NU Online

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof Amin Suyitno mengatakan bahwa eksistensi perguruan tinggi bagi Nahdlatul Ulama memiliki peran yang signifikan di tengah transformasi digital. Karena itu, menurutnya, digitalisasi perguruan tinggi sangat dibutuhkan agar tata kelola kampus berjalan efektif dan efisien. 


“Paling pertama saya ingin menegaskan berulang-ulang bahwa eksistensi perguruan tinggi di kalangan NU sangat signifikan. Apalagi di era transformasi digital seperti saat ini,” kata Prof Amin Suyitno saat menjadi narasumber kegiatan Workshop Transformasi Digitalisasi dan Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Menuju 5.0 di The Sahira Hotel, Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/11/2023). 


Amin menilai, peran perguruan tinggi jelas memiliki pengaruh terhadap perubahan di tengah-tengah masyarakat. Sementara digitalisasi, akan membantu mempercepat peranan tersebut.


Dengan mempertimbangkan harapan itu, kata Prof Amin, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjadikan transformasi digital sebagai program prioritas yang harus diterapkan di semua lini, tidak terkecuali bagi kampus-kampus yang berada di bawah naungan Kemenag.


“Transformasi digital ini berkaitan dengan pola dan mekanisme diklat. Tidak semua diklat bisa diikuti dengan e-learning system, tapi ada pelatihan yang membutuhkan penguatan karakter seperti diklat bagi guru, dosen dan penguatan moderasi beragama,” ucap Wakil Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.


Lebih lanjut, Prof Amin menegaskan, perguruan tinggi adalah jembatan emas transformasi sosial, dari yang semula berada di luar, masuk ke tengah hingga berada pada posisi paling dalam. 


“Perguruan Tinggi yang bisa menampung, bisa mentransformasikan mereka dan bahwa sebenarnya potensi SDM itu tidak semuanya ada di kota. Banyak SDM-SDM dari kampung,” ujarnya.


Sebelumnya, pengurus LPT PBNU Prof Dede Rosyada mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan mengadakan kegiatan Simposium Digitalisasi PTNU di Jakarta. 


Guru besar pendidikan yang didapuk sebagai Ketua Panitia Pengarah Simposium PTNU ini mengungkapkan, simposium digitalisasi kampus NU didorong oleh ide besar, bagaimana menggerakan kampus-kampus NU untuk merespons transformasi digital yang merubah segala aspek kehidupan masyarakat, tidak terkecuali sistem dan tata kelola di lembaga pendidikan tinggi. 


Prof Dede mencontohkan, digitalisasi perguruan tinggi dipraktekan dengan membangun sistem informasi akademik berbasis data digital serta metode pembelajaran dan tata kelola kampus berbasis internet. 


“Bagaimana  menggerakan kampus NU untuk merespons positif digitalisasi hari ini. Respons positif bentuknya apa? bentuknya rektor-rektor itu merger, membangun sistem informasi akademik basisnya data digital. Internet based manajemen, itu yang kita inginkan,” kata Rektor UIN Jakarta 2015-2019 ini.


Ia menambahkan, kegiatan simposium juga untuk mendorong agar kampus-kampus NU bisa bersinergi dan terkoneksi satu sama lain ke LPTNU. Dengan demikian, kata Prof Dede, seluruh data yang ada di kampus NU bisa diakses dan dimonitoring dari PBNU, tanpa harus datang ke lokasi.