Nasional

Eman: Konsep Islam Nusantara Harus Mampu Diterjemahkan dalam Tindakan Praktis

Sen, 25 Januari 2016 | 08:30 WIB

Bandung, NU Online
Ketua PBNU Eman Suryaman mengatakan ide Islam Nusantara harus diterjemahkan secara aplikatif oleh para petinggi Nahdlatul Ulama. Menurutnya, gagasan besar Islam Nusantara dari PBNU harus disambut bukan dalam konteks pemikiran, melainkan tindakan praktis.

Eman Suryaman yang berasal dari Jawa Barat ini menyerukan agar kader-kader NU di jajaran struktural dan para pejabat yang berlatar belakang NU di Jawa Barat agar menjiwai semangat Islam Nusantara. Karena menurutnya, Islam Nusantara adalah usaha besar untuk membangun peradaban manusia Indonesia. Lebih dari itu, ia mengharapkan banyak pejabat di jajaran kenegaraan harus punya prestasi supaya kontribusi NU kepada bangsa semakin banyak.

"Beberapa semangat yang harus diaplikasikan misalnya, semangat toleran. Semua kader NU harus mengambil jalur keagamaan dan pergaulan sosial secara toleran. Sebab dengan toleransi yang tinggi, proses pemberadaban dalam masyarakat akan berjalan baik. Jauhi sikap ekstremisme, tetapi kembangkan persaudaraan. Selain memang berangkat dari ajaran Islam, semangat toleransi ini juga sangat pas dengan jiwa Pancasila, jiwanya kaum republikan yang menekankan semangat gotong-royong dan persatuan," terangnya, baru-baru ini di Bandung.

Selain semangat tersebut, Eman merasa perlu menekankan agar semua kader NU agar mengubah pola pikir pergerakan keorganisasian dari model aspirasi ke arah partisipasi. Menurut Eman, Islam model aspirasi sebatas sebagai penyalur kepentingan dan hal tersebut dinilai mempersempit peranan organisasi NU. Jika NU bergerak hanya untuk pemenuhan aspirasi maka masyarakat bisa terabaikan karena semangat NU menurutnya bukan semata untuk NU, melainkan untuk semua warga.

"Islam partisipasi adalah Islam yang aktif memberikan kontribusi baik secara sosial maupun secara politik. Oleh karena itulah mengapa partisipasi kewargaan dalam konteks kewarganegaraan harus dimaksimalkan. Dengan semangat ini kita bisa mengharapkan prestasi dari masing-masing kader NU melalui gerakan sosial, dan juga berprestasi dalam ruang kehidupan politik kenegaraan," jelasnya.

Eman berharap agar para pejabat di pemerintahan agar mengejar prestasi melalui semangat partisipasi tersebut. Sebab jika sekadar mendapatkan kedudukan tetapi mengabaikan prestasi bisa jadi NU tidak memberikan berkah kepada negara.

"Untuk berprestasi mesti harus kreatif dan inovatif. Kita akan bangga misalnya jika hal tersebut dilakukan. Bupati Purwakarta yang menjadi Wakil PCNU Purwakarta (Dedi Mulyadi-Red) misalnya, punya prestasi dengan menyejahterakan warganya serta meningkatkan pendidikan. Ia tidak hanya berprestasi urusan pembangunan fisik, melainkan banyak prestasi dalam urusan budaya atau etos hidup," ujarnya. (Haris Azami/Mukafi Niam)