Nasional

Film Pendek NU Online Lolos 30 Besar Anti Corruption Film Festival 2023

Sel, 7 November 2023 | 22:00 WIB

Film Pendek NU Online Lolos 30 Besar Anti Corruption Film Festival 2023

Salah satu adegan film pendek "Domba-Domba Tersesat yang Bikin Buyar". (Foto: tangkapan layar kanal Youtube NU Online)

Jakarta, NU Online

 

Film pendek produksi NU Online berjudul "Domba-Domba Tersesat yang Bikin Buyar" berhasil lolos ke tahap 30 besar Anti Corruption Film Festival (ACF Fest) 2023 pada Senin (6/11/2023).

 

ACF Fest merupakan ajang festival yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menggiatkan gerakan anti korupsi melalui dunia perfilman.

 

Film "Domba-domba Tersesat yang Bikin Buyar" masuk ke dalam 30 besar dari total 341 film yang didaftarkan dari seluruh Indonesia. 

 

Film pendek yang disutradarai Vedy Susanto, pembuat film asal Jogja ini menceritakan kisah Buyar, penggembala domba yang selalu kebingungan dengan perbedaan jumlah dombanya saat siang dan malam hari. Pada malam hari, dombanya selalu kelebihan satu ekor.

 

Buyar menganggap domba tersebut adalah bagian dari rezeki yang datang tak disangka-sangka. Domba itu sudah menghabiskan pakan ternak milik Buyar setiap malam hari. Merasa tak mau rugi, Buyar berniat menjual domba yang bukan miliknya itu.

 

Namun, niat Buyar itu dicegah oleh Ikhsan, adiknya yang sedang berlibur di rumah dalam rangka menyambut hari raya Idul Adha.

 

Menurut Vedy, ide cerita ini ia dapatkan saat sedang mengunjungi temannya yang memiliki peternakan domba. Peternakan domba itu pula yang akhirnya menjadi lokasi syuting film "Domba-domba Tersesat yang Bikin Buyar".

 

"Teman saya bercerita tentang peningkatan omsetnya menjelang hari raya Idul Adha, ia menyebutnya sebagai “lebarannya peternak domba”," kata Vedy.

 

Ia membayangkan bagaimana jika ada satu domba yang tersesat ke dalam kandangnya. Tetiba saja, Muhammad Zunus, produser film ini, menghubunginya untuk membuat film pendek tentang santri.

 

"Seperti gayung yang bersambut saat itu juga saya menawarkan premis film pendek ini dan berlanjut hingga film ini berhasil diproduksi," katanya.

 

Proses pembuatan film ini memakan waktu satu bulan, mulai dari tahap perencanaan hingga film siap dipublikasikan. Kala itu, musim penghujan menjadi kendala utama saat tim akan melakukan pengambilan gambar.

 

Vedy memberi kemerdekaan penuh bagi penonton untuk menangkap pesan dari film ini. Sebab, ia tidak memikirkan secara spesifik pesan apa yang ingin disampaikan melalui film ini. Baginya, hal tersebut biasanya sangat membebani sehingga pembuat film akan terjebak pada retorika yang menggurui.

 

"Saya hanya berusaha menggambarkan bagaimana sikap dan keputusan yang diambil oleh setiap karakter atau tokoh dalam film ini," kata Vedy.

 

Ia bersyukur film ini terkurasi ke dalam 30 besar dan berharap film ini dapat dinikmati lebih banyak penonton. Selain itu, ia juga menerima kritik dan saran secara terbuka atas karyanya tersebut.

 

"Kritik, saran, dan apresiasi amat saya harapkan juga agar dapat memperkaya perspektif film ini. Penonton juga dapat terinspirasi dari berbagai adegan yang telah kami sajikan melalui film ini. Bagi yang ingin menonton film ini bisa mengunjungi channel Youtube NU Online," pungkas Vedy.