Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Forum Perempuan Muktamar Dorong Keterwakilan Kaum Hawa dalam Struktur NU

Jum, 24 Desember 2021 | 00:15 WIB

Forum Perempuan Muktamar Dorong Keterwakilan Kaum Hawa dalam Struktur NU

Sejumlah tokoh nasional hadir dalam 'Ngopbrol Pintar' diinisiasi Forum Perempuan Muktamar ydigelar di Universitas Malahayati Jl Pramuka No 27, Kemiling Permai, Kemiling, Kota Bandarlampung, Rabu (22/12/2021). (Foto: NU Online/Musthofa Asrori)

Bandarlampung, NU Online
Dalam usianya menjelang satu abad dan bersiap memasuki abad kedua, Nahdlatul Ulama diharapkan mampu merespons dinamika dan perkembangan kader perempuan NU yang berlimpah.


Harapan tersebut mengemuka dalam acara 'Ngopi' (Ngobrol Pintar) yang diinisiasi Forum Perempuan Muktamar yang digelar di Universitas Malahayati Jl Pramuka No 27, Kemiling Permai, Kemiling, Kota Bandarlampung, Rabu (22/12/2021).


"Sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia, bahkan dunia, NU memiliki sumber daya manusia (SDM) perempuan yang berlimpah ruah. Jumlah perempuan NU lulusan perguruan tinggi pada jenjang S1 hingga doktoral terus bertambah," kata Luluk Nur Hamidah, salah seorang inisiator Forum Perempuan Muktamar kepada NU Online, Kamis (23/12/2021).


Bidang keilmuan yang digeluti, lanjut Luluk, juga sangat beragam. Baik keilmuan agama plus penguasaan khazanah kitab kuning khas  NU, ataupun bidang ilmu sosial, ekonomi dan humaniora.


"Termasuk bidang sains dan teknologi hingga keilmuan lain yang relatif masih jarang peminatnya di Tanah Air seperti bidang nuklir, dan sebagainya. SDM (Sumber Daya Manusia) perempuan NU juga berkiprah di berbagai bidang kehidupan sebagai buah dari keberhasilan transformasi pendidikan di tubuh NU," tuturnya.


Menurut Luluk, sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar, NU juga diakui yang terdepan dalam hal pengakuan tentang keseteraan dan keadilan gender serta kepemimpinan perempuan.


"Bahkan, ketika ormas keagamaan lain masih ada yang mengharamkan kepemimpinan politik perempuan, justru NU yang paling awal menyatakan mendukung dan tidak mempertentangkan drngan agama," ujarnya bangga.
 
Sudah tentu, lanjut dia, nilai-nilai Aswaja NU yang menghadirkan wajah Islam ramah juga berkontribusi pada terbukanya ruang, peluang, sekaligus pengakuan bahwa hak asasi perempuan sebagai asasi manusia.


"Mengingat bahwa problem keumatan yang dihadapi oleh NU memasuki abad kedua akan semakin kompleks maka NU dituntut mampu merespons dan memberi solusi termasuk membuka kesempatan peran struktural bagi perempuan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan agenda besar NU menuju abad kedua," paparnya.


Menurut dia, perspektif dan pengalaman perempuan akan memberi perbedaan cara NU melihat dunia dan menunaikan tugas bagi kemaslahatan umat dan bangsa. Membangun peradaban maju juga tak mungkin mengabaikan apalagi meminggirkan peran kontributif perempuan.


Oleh karena itu, Forum Perempuan Muktamar berharap agar dalam Muktamar Ke-34 NU di Lampung ada kebijakan afirmasi keterwakilan perempuan untuk mengisi posisi di struktural NU di semua tingkatan.


"Baik pada jajaran mustasyar, syuriyah, tanfidziyah maupun lembaga dan badan otonom di bawah naungan NU," rincinya.


Forum Perempuan Muktamar ini diinisiasi secara kolektif oleh para tokoh perempuan yang aktif sebagai pengasuh pesantren (Nyai Hj Badriyah Fayumi, Nyai Hj Hindun Anisah, Nyai Hj Maria Ulfah), akademisi (Nyai Hj Nur Rofiah), dan pejabat publik (Hj Ida Fauziah). Sejumlah tokoh nasional hadir dalam acara tersebut antara lain Wakil Ketua DPR RI HA Muhaimin Iskandar. 


Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Kendi Setiawan