Nasional

Gelar Upacara 17-an Virtual, Gusdurian Tegaskan Kemerdekaan Harus Terus Diperjuangkan 

Kam, 17 Agustus 2023 | 20:15 WIB

Gelar Upacara 17-an Virtual, Gusdurian Tegaskan Kemerdekaan Harus Terus Diperjuangkan 

Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian Jay Akhmad acara Refleksi Kemerdekaan yang digelar Jaringan Gusdurian untuk memperingati HUT Ke-78 RI secara virtual, pada Kamis (17/8/2023). (Foto: tangkapan layar TV9)

Jakarta, NU Online

Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian Jay Akhmad menegaskan bahwa kemerdekaan tak hanya diperingati dan dirayakan setiap tahun, tetapi harus terus diperjuangkan. 


“Jaringan Gusdurian dengan sekian banyak kegiatan dan komunitas yang ikut berpartisipasi dalam rangka memperingati kemerdekaan Republik Indonesia sejatinya adalah terus membangun kesadaran kepada publik bahwa kemerdekaan itu tetap harus diperjuangkan dan terus dibangun kesadaran,” kata Jay Akhmad dalam acara Refleksi Kemerdekaan yang digelar Jaringan Gusdurian untuk memperingati HUT Ke-78 RI secara virtual, pada Kamis (17/8/2023).


Menurut Jay, kemerdekaan Indonesia bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya. Tidak ada kemerdekaan yang diberikan. Kemerdekaan adalah sesuatu yang harus direbut dan diperjuangkan. 


Ia mengingatkan para penggerak Gusdurian agar tak terlena dengan kata kemerdekaan yang bermakna Indonesia sudah merdeka pada 17 Agustus 1945 sehingga tidak harus memperjuangkannya lagi karena seolah sudah merdeka sepenuhnya. 

 
Ia menuturkan bahwa kondisi penindasan dan ketidakadilan yang pernah terjadi pada zaman penjajahan, kini masih tetap terjadi meski sudah berada di era pasca-kemerdekaan. Hal itu berarti, lanjut Jay, situasi kemerdekaan belum berubah secara utuh dan sepenuhnya, sedangkan berbeda hanyalah bentuk dan para pelaku penjajahnya.


“Merayakan kemerdekaan bangsa kita penting, tapi yang lebih penting dari itu adalah terus memperjuangkan kemerdekaan itu sendiri. Karena kemerdekaan adalah awal dari keadilan dan kemanusiaan yang bisa terwujud. Tanpa kemerdekaan, mustahil mewujudkan keadilan dan kemanusiaan,” kata Jay. 


Perayaan kemerdekaan, lanjutnya, perlu dimaknai sebagai bahan refleksi secara terus-menerus dengan bertanya kepada diri sendiri. Sudahkah benar-benar merdeka atau hanya seolah-olah sudah merdeka? 
 

Sementara kemerdekaan Indonesia yang didapat saat ini, menurut Jay, adalah warisan dari para pendahulu bangsa dengan perjuangan sampai titik darah penghabisan, dan dengan slogan ‘Merdeka atau Mati!’ sehingga pada setiap 17 Agustus, masyarakat Indonesia memperingatinya dengan penuh syukur dan rasa terima kasih kepada para pahlawan kemerdekaan.


“(Tetapi) kemerdekaan yang dirayakan setiap tahun tidak hanya menjadi momentum rasa syukur dan terima kasih kepada para pahlawan, tetapi juga momentum kita untuk terus mengasah kesadaran kita atas kemerdekaan. Karena kemerdekaan perlu disadari tidak hanya dirayakan saja, tapi hadir utuh sadar penuh atas kemerdekaan yang kita dapatkan dan kita perjuangkan terus-menerus,” pungkasnya.


Pewarta: Aru Lego Triono