Nasional POLITIK

GP Ansor Aceh Minta Masyarakat Tak Terpancing Kekerasan

Rab, 19 Februari 2014 | 10:00 WIB

Banda Aceh, NU Online
Gerakan Pemuda (GP) Ansor Aceh meminta seluruh masyarakat Aceh tidak terpancing dengan serangkaian kekerasan berbau politik di Aceh yang terjadi baru-baru ini. Masyarakat harus percaya kepada kepolisian untuk membongkar dan menyelesaikan kasus-kasus tersebut.
<>
“Bagaimanapun kita harus mendukung kerja kepolisian sehingga diharapkan bisa menuntaskan kasus-kasus yang ada. Jangan sampai kita teradu-domba oleh pihak-pihak tertentu sehingga memunculkan konflik baru. Sudah cukuplah kita menderita dengan konflik masa lalu,” ujar Ketua GP Ansor Aceh Samsul B Ibrahim, melalui pers rilis pada Rabu (19/2).

Pada dasarnya Samsul mengakui, pihak kepolisian kewalahan menghadapi berbagai kasus kriminal yang terjadi di Aceh. Salah satu penyebabnya yakni terkait minimnya personil polisi yang ada di Aceh.

Hal itu pun, tambah dia, sudah pernah disampaikan oleh Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi dimana dirinya menyebutkan Aceh kekurangan 10.000 personil polisi.

Sementara itu di lain hal, Pemerintah Pusat dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) melalui Perjanjian (MoU) Damai di Helsinki, menyepakati jumlah personil polisi di Aceh dibatasi sejumlah 9100 personil. Pada faktanya, jumlah tersebut tidak sebanding dengan rasio jumlah penduduk dan pengaruh geografis setiap daerah di Aceh yang berpotensi terjadi kriminalitas.

“Artinya ini kan sebuah dilema yang kita hadapi bersama. Makanya kami kira lebih bijak kita mendukung kerja-kerja polisi sehingga merekapun bisa melakukan tugasnya dengan baik,” pintanya yang juga Wakil Ketua di KNPI Aceh ini.

Selain itu, dia berharap partai politik begitu juga seluruh peserta Pemilu 2014 juga ambil bagian menjamin kelangsungan Pemilu 2014 tanpa teror dan intimidasi. Pemilu 2014 yang diharapkan dapat berjalan dengan baik hanya bisa terjadi jika partai politik, caleg, dan tentunya seluruh tim suksesnya memahami esensi Pemilu damai dan cerdas.

“Kalau partainya saja yang besar, tapi Calegnya tidak berbobot nggak mungkin kan? Terus kalau Calegnya pintar dan ganteng lagi namun tim suksesnya urak-urakan juga nggal betul, iya kan? Jadi semuanya harus bagus biar Pemilunya berlangsung secara jujur dan adil,” harapnya sembari menutup pembicaraan.

Sebagaimana diketahui, menjelang Pemilu, di Aceh terjadi beberapa kericuhan. Diberitakan Tribunnews.com misalnya, ratusan massa dari sembilan partai politik (parpol) di Takengon, Aceh Tengah, Senin (17/2) kemarin, melakukan aksi unjuk rasa yang diakhiri dengan penyegelan Kantor Bupati dan Kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tengah.

Sebelumnya, pada Ahad (16/2) www.merdeka.com juga memberitakan adanya penembakan di posko salah satu partai yang beralamat di Jalan Line Exxon Mobil Gampong Kunyet Mule, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara. Para penembak itu menganiaya dua kader partai tersebut, yakni Adnan Sahril (27), Saipul Junaidi (28) dan Sarkawi (31). (Abdullah Alawi)