Nasional

Gus Baha Jelaskan Pentingnya Orang Tua Didik Hal Baik kepada Anak

Sen, 13 Maret 2023 | 12:01 WIB

Gus Baha Jelaskan Pentingnya Orang Tua Didik Hal Baik kepada Anak

Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (Foto: NU Online/Suwitno)

Rembang, NU Online

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Bahauddin Nursalim menjelaskan pentingnya orang tua menanamkan kebaikan kepada anak turunnya. Dikarenakan hal tersebut adalah perintah Allah dalam Al-Qur'an. Hal ini disampaikannya saat haul ke-9 KH Abdul Hamid di Pondok Pesantren Wahdatut Thullab (Al-Wahdah) Lasem Rembang, Sabtu lalu.


"Sering disampaikan Mbah Maimoen bahwa tidak ada cerita penghormatan, seperti Allah menghormati leluhur yang menanamkan kebaikan ke anak turunnya," jelas Gus Baha, panggilan akrabnya.


Menurut dia, redaksi Allah menghormati leluhur yang mengajarkan kebaikan kepada anak turunnya terlihat di Al-Qur'an surat Maryam ayat 58:


اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ مِنْ ذُرِّيَّةِ اٰدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوْحٍۖ وَّمِنْ ذُرِّيَّةِ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْرَاۤءِيْلَ ۖوَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَاۗ اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُ الرَّحْمٰنِ خَرُّوْا سُجَّدًا وَّبُكِيًّا ۩


Ulā`ikallażīna an'amallāhu 'alaihim minan-nabiyyīna min żurriyyati ādama wa mim man ḥamalnā ma'a nụḥiw wa min żurriyyati ibrāhīma wa isrā`īla wa mim man hadainā wajtabainā, iżā tutlā 'alaihim āyātur-raḥmāni kharrụ sujjadaw wa bukiyyā


"Mereka itulah orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu dari (golongan) para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang yang Kami bawa (dalam kapal) bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil (Yakub) dan dari orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka, maka mereka tunduk sujud dan menangis."


"Ketika Allah menceritakan orang baik, maka disebutkan juga leluhurnya," imbuh Gus Baha.


Gus Baha menambahkan, dalam redaksi surat Maryam ayat 58 tersebut secara jelas disebutkan contoh dari para nabi dan umat Islam secara umum lewat redaksi وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَاۗ.


Dengan mengajarkan hal baik kepada anak sejak kecil, diharapkan generasi penerus selalu mengingat ajaran leluhurnya tentang hal baik dan semangat belajar ilmu Allah. Setidaknya anak turun yang sudah diajarkan hal baik, akan malu ketika tidak meneruskan perjuangannya leluhurnya.


Sesuai dengan pesan Imam Syafi'i bahwa menyebut nasab bukan digunakan untuk sombong, melainkan menghindari dari melakukan hal-hal yang tidak pantas. Karena leluhurnya memiliki akhlak yang baik.


"Kita menyebut buyut-buyut bukan karena sombong, tapi karena menjaga ajarannya. Semisal menyebut Mbah Umar dan Mbah Baidlowi, yang diingat alim alamahnya. Sehingga ketika tidak ngaji ya malu, karena leluhur adalah orang yang alim dan senang ngaji," ujarnya.


Gus Baha menceritakan, salah satu hal baik dan paling utama untuk diajarkan ke anak turun yaitu masalah tauhid. Gus Baha mencontohkan bahwa keluarga besarnya sejak dulu menanamkan pentingnya kalimat tauhid (لا اله الاالله). Anak-anak kecil di keluarganya diharuskan mengenal Allah, ma'rifatullah, sebelum mengenal siapa pun dan apa pun.


Ibaratnya, ketika seseorang menempati rumah dan menggunakan fasilitas seseorang, maka yang harus diketahui pertama yaitu siapa pemilik rumah tersebut. Sebagai bentuk sopan santun. Begitu juga ketika seorang hamba menempati bumi Allah, maka harus tahu siapa Allah.


Karena hal tersebut, di Jawa ada banyak kajian-kajian tauhid mulai dari kitab yang sederhana hingga kitab Ummul Barohin di kalangan keluarga ulama tanah Jawa.


"Mohon doa restunya, semua keluarga besar saya, semua penerus, program terbesar yaitu menjadikan kalimat tauhid sebagai sesuatu yang abadi hingga anak turunannya," tandasnya.


Kontributor: Syarif Abdurrahman

Editor: Fathoni Ahmad