Nasional

Gus Dur Buta? Masih Bisa Baca Kok Tanpa Kacamata

Kam, 25 Mei 2017 | 04:32 WIB

Rembang, NU Online
Sempat beredar rekaman di Youtube seseorang menghujat Gus Dur sebagai orang yang buta mata dan buta hati. Mengenai hal ini, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Ma`hadul Ilmi al Syari (MIS), pesantren tertua di Sarang, Rembang, Gus Rosikh, punya cerita unik tentang masih aktifnya penglihatan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di masa tuanya.

Dua tahun setelah Gus Dur dilengserkan dari jabatan presiden, Gus Rosikh bersama kakaknya, Gus Muhammad sowan kepada cucu Hadratussyekh Hasyim Asy’ari itu di rumah Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Keduanya mewakili Pondok Pesantren MIS menyampaikan surat undangan dan meminta Gus Dur memberi mauidoh hasanah acara Pondok.

Dengan diantar ajudan Gus Dur, Zastrow al Ngatawi, keduanya bertemu Gus Dur dan menyampaikan maksud kedatangan mereka. Sebuah amplop berisi satu lembar kertas HVS ukuran kwarto berkop surat pondok diberikan.

Gus Dur langsung membuka amplop tersebut dan memegang lembaran suratnya. Disaksikan sendiri oleh Gus Rosikh dan Gus Muhammad, Gus Dur membuka mata kirinya yang selama ini seolah-olah terpejam, termasuk di sejumlah foto yang beredar. Seperti diketahui, penyakit stroke yang diderita Gus Dur sempat berdampak pada penglihatannya.

Dilihat dengan jelas oleh rombongan Pesantren MIS Sarang tersebut, Gus Dur membaca surat itu dengan mata langsung, tanpa kacamata.

"Kami lihat sendiri, Gus Dur membaca dengan matanya langsung. Surat  dari saya didekatkan di muka beliau dan dibaca dengan seksama. Jadi Gus Dur itu tidak buta,” kata Gus Rosikh di rumahnya, di kompleks Pesantren MIS Sarang, Rabu (24/5) malam.

Masih dengan memegang surat tersebut, tutur Gus Rosikh, Gus Dur bertanya dalam bahasa Jawa. "Tanggal iki aku iso teko. Jam piro acarane? (di tanggal ini aku bisa datang. Jam berapa acaranya~red)," tanya Gus Dur.

"Bakda isya, Kiai. Mulai jam 20.00," jawab Gus Roskih.

Selanjutnya Gus Dur pun bercerita kalau ia pernah tiga kali mengaji pasan (mengaji di bulan puasa) di Pesantren MIS Sarang. Gus Dur mengatakannya dengan berseloroh:

"Aku tau mondok ning Sarang telung tahun. Yokuwi telung posonan (aku pernah mondok di Sarang tiga tahun. Yakni tiga kali puasa)," ucap Gus Dur sambil tertawa, lantas disambut ngakak dua tamunya. (Ichwan/Mahbib)