Nasional

Gus Dur Mampu Mengurai Ajaran Agama secara Tepat

Rab, 8 Januari 2020 | 09:00 WIB

Gus Dur Mampu Mengurai Ajaran Agama secara Tepat

Lukman Hakim Saifuddin

Jakarta, NU Online
Mantan Menteri Agama RI periode 2014-2019, H Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, gagasan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahaman Wahid (Gus Dur) masih terus terngiang di telinga masyarakat Indonesia. Bukan hanya mereka yang beragama Islam, masyarakat non-Muslim-pun masih terus berupaya agar gagasan-gagasannya diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Salah satu gagasan yang masih terus diperbincangkan, kata Lukman, adalah terkait kebudayaan dan kemanusiaan ala Gus Dur.
 
Ia mengatakan, seperti yang telah banyak disampaikan Gus Dur melalui karya pustakanya, kebudayaan merupakan kebutuhan seluruh umat manusia dalam rangka mewujudkan kehidupan yang memiliki kultur sosial yang tinggi. 

Selain itu, lanjut Lukman, kehebatan seorang Gus Dur adalah mampu menjabarkan konten ajaran agama dengan tepat sehingga ada rasionalitas antara budaya dan agama. Selama ini, masih ada sekelompok masyarakat di Indonesia yang menilai budaya sebagai bagian dari sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama. 

Padahal ulama-ulama yang ahli dalam ilmu agama-pun tidak pernah mempersoalkan relasi budaya dan agama yang dipertentangkan masyarakat tersebut. 

“Menurut saya, kehebatan Gus Dur adalah kemampuan beliau mengkontekstualisasikan ajaran konten agama dan sangat kontekstual,” kata Lukman Hakim Saifuddin saat hadir di Program Ngopi yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (7/1) malam.

Kebudayaan, menurut Lukman, harus ditradisikan dalam rangka menjawab seluruh kebutuhan masyarakat Indonesia terutama soal hubungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Negara memiliki peranan penting agar kebudayaan di Indonesia tidak hilang, sebab, ucap dia, kebudayaan menyangkut kemanusiaan. 

“Negara punya perannya sendiri agar kebudayaan tidak tercerabut dari ke Indonesiaan,” tuturnya. 

Salah satu contoh, kata dia, Gus Dur yang menjalani adat istiadat dan tradisi keagamaan sebagai bagian dari penerapan nilai ajaran agama. 

Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Abdulllah Alawi