Nasional

Gus Mus: Islam Mengubah Suatu Persoalan Secara Bertahap

Sen, 19 Maret 2018 | 14:45 WIB

Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menjelaskan, Islam mengubah tatanan masyarakat secara bertahap, tidak langsung merombak semuanya seketika itu juga. 

“Sehingga penghapusan katakan lah perbudakan sampai budak tidak ada lagi dalam Islam, meski di tempat lain masih ada, itu bukan secara drastis,” kata Gus Mus dalam sebuah video yang diunggah akun GusMus Channel di Youtube, Senin (19/3).

Gus Mus melanjutkan, Islam berupaya menghapus perbudakan dengan cara mempermudah proses penghapusannya seperti seorang yang melanggar aturan tertentu maka hukumannya adalah dengan memerdekakan budak. 

“Sekarang, dihapuskan atau tidak dihapuskan sudah tidak ada lagi perbudakan dalam Islam,” kata Gus Mus menjawab pertanyaan dari Gus Yahya yang menyebutkan Abraham Lincoln menghapus sepenuhnya perbudakan di Amerika Serikat.   

Mustasyar PBNU ini menerangkan, misi daripada Nabi Muhammad adalah menyempurnakan apa yang sudah ada. Perbudakan tidak bisa dibenarkan dan dilanggengkan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan.

"Ini bagian daripada itu, menyempurnakan," tambahnya.  

Dalam penghapusan perbudakan, Gus Mus memadankan dengan kasus pelajaran minuman keras. Awalnya, Al-Qur’an memberikan informasi tentang buah kurma dan anggur yang mengandung alkohol, lalu disebutkan adanya manfaat dan mudarat dari minuman keras, kemudian larangan shalat saat mabuk, dan penetapan keharaman minuman keras (khamr). Ini terekam dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl: 67, Al-Baqarah: 219, An-Nisa: 43, dan Al-Maidah: 90-91.

“Ini bagaimana Kanjeng Rasul, Islam menyempurnakan. Yang disempurnakan bukan hanya tata nilai, tapi manusianya juga disempurnakan,” tutup dia. (Muchlishon)