Nasional

Gus Nadir Sebut Istighotsah Tidak Bidah sebab Ada Dalam Al-Qur'an

Sab, 9 Oktober 2021 | 21:00 WIB

Gus Nadir Sebut Istighotsah Tidak Bidah sebab Ada Dalam Al-Qur'an

Tangkap layar Rais Syuriyah PCINU Australia dan Selandia Baru, Prof Nadirsah Hosen (Gus Nadir) saat acara Diaspora Santri Australia Beristighotsah, Sabtu (9/10/2021).

Jakarta, NU Online
Secara bahasa, istighotsah dan isti’anah punya arti yang sama yaitu meminta pertolongan. Namun, jika ditelisik lebih dalam, dua istilah yang diambil dari kata dalam Al-Qur`an tersebut punya konteks makna yang berbeda. 

 

Demikian disampaikan oleh Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia dan Selandia Baru, Prof Nadirsah Hosen dalam acara Diaspora Santri Australia Beristighotsah, Sabtu (9/10/2021).

 

"Istighotsah berasal dari kata al-ghauts, artinya pertolongan. Dalam tata Bahasa Arab mengikuti pola istaf’ala, biasanya bermakna permintaan atau permohonan. Istighotsah artinya meminta pertolongan," jelas pria yang akrab disapa Gus Nadir itu.

 

Istighotsah, sambung Gus Nadir, berbeda dengan isti’anah yang punya arti pertolongan dan diambil dari kata dasar ‘aun. Kata isti’anah ini tercatat dalam Al-Qur'an pada Surat Al-Baqarah ayat 153, wasta’inû bish-shabri wash-shalât. Artinya, Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.

 

"Perbedaannya, kalau isti’anah itu meminta pertolongan dalam kondisi yang luas, umum, sehari-hari; maka sehari-hari kita minta pertolongan lewat shalat dan sabar tadi,” imbuhnya.

 

Gus Nadir juga menjelaskan konteks istighotsah, yaitu meminta pertolongan ketika berada dalam keadaan sulit; seperti pandemi yang menyebabkan kondisi kehidupan masyarakat menjadi tidak normal. Misalnya, sudah ada vaksin malah muncul virus varian baru.

 

"Sehingga para ulama dalam kondisi yang sukar, sulit, meminta pertolongan lewat istighotsah," ungkapnya.

 

Ditegaskan Gus Nadir, istighotsah bukanlah perkara bidah sebab istilah ini bisa ditemukan dalam Al-Qur`an Surat Al-Anfal ayat 9 Idz tastaghitsûna rabbakum fastajâba lakum. Artinya, (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu.

 

"Ayat ini menjelaskan ketika Nabi Muhammad memohon bantuan kepada Allah di saat kondisi genting, yaitu perang badar, ketika kekuatan musuh tiga kali lipat lebih besar. Permohonan Nabi Muhammad inilah dipakaikan istilah istighotsah," tambahnya.

 

Lebih lanjut Gus Nadir menyampaikan bahwa dalam melaksanakan istighotsah bisa dilakukan secara berjamaah maupun sendiri. Namun ada beberapa keutamaan jika dilaksanakaan secara berjamaah, diantaranya bisa menjadi kekuatan untuk memohon kepada Allah agar semua kesulitan bisa dimudahkan.

 

Selain itu, kata dia, dengan istighotsah berjamaah ada peluang untuk dikabulkan, sebab dari sekian banyak peserta yang ikut berdoa, bisa jadi ada salah satu orang yang doanya didengar dan dikabulkan oleh Allah.

 

"Kita tidak tahu siapa yang malam ini berdoa maqamnya dekat dengan Allah, sehingga kita bisa ikut nempel, sehingga kita pun ikut dikabulkan oleh Allah," pungkasnya.

 

Pewarta: Aiz Luthfi
Editor: Kendi Setiawan