Gus Sholah: Umat Islam Masih Gemar Umrah Dibandingkan Sedekah
- Sabtu, 17 Juni 2017 | 16:47 WIB
Jombang, NU Online
Dengan jumlah umat Islam yang demikian besar, serta kian bertambahnya pertumbuhan kelas menengah ekonomi umat, harusnya potensi dana yang bisa dihimpun sangatlah tinggi. Akan tetapi lantaran masih rendahnya kemauan dalam bersedekah, dana yang berhasil dikumpulkan masih belum menggembirakan.
Peringatan ini disampaikan KH Salahuddin Wahid pada kegiatan santunan dan buka bersama dalam rangka Tebar Hikmah Ramadhan 1438 H yang diselenggarakan Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng atau LSPT, Sabtu (17/6) petang. Kegiatan diselenggarakan di Masjid Ulul Albab, serta dihadiri lebih dari lima ratus fakir miskin dan yatim piatu yang ada di sekitar pesantren setempat.
Gus Sholah, sapaan akrabnya, menyoroti masih kecilnya dana yang dapat dihimpun dari umat Islam. "Penyebabnya lantaran kita masih asyik beribadah mahdhah, namun kurang gemar berderma," katanya. Padahal bersedekah adalah anjuran agama, apalagi di bulan Ramadhan. Sehingga kala bulan puasa seperti ini, yang harus ditingkatkan tidak semata ibadah ritual semisal shalat, membaca al-Quran, puasa dan sejenisnya. "Yang juga tidak kalah penting adalah berderma atau bersedekah," lanjutnya.
Di hadapan ratusan penerima santunan sekaligus para donatur yang hadir, Gus Sholah mengingatkan bahwa pada surat kesepuluh dari surat al-Munafiqun digambarkan orang yang berharap dikembalikan ke dunia setelah meninggal. "Yang akan dilakukan saat ada di dunia adalah bukan memperbanyak ibadah ritual seperti umrah, tapi bersedekah," tandasnya.
Dalam pandangan adik kandung KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini, ayat tersebut memberikan penegasan bahwa berderma ternyata lebih utama dari ibadah personal. Ia tidak menampik bahwa berumrah memiliki kenikmatan tersediri. "Tapi alangkah lebih afdhal kalau antara ibadah umrah dan berderma dapat dilaksanakan secara seimbang," terangnya.
Kegiatan yang dilaksanakan jelang magrib tersebut, tidak kurang lima ratus warga sekitar Pesantren Tebuireng menerima paket lebaran dari LSPT. Di samping menu takjil dan berbuka, mereka juga mendapatkan santunan berupa uang tunai, paket sembako yang dapat dimanfaatkan menjelang hari raya Idul Fitri. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)
Dengan jumlah umat Islam yang demikian besar, serta kian bertambahnya pertumbuhan kelas menengah ekonomi umat, harusnya potensi dana yang bisa dihimpun sangatlah tinggi. Akan tetapi lantaran masih rendahnya kemauan dalam bersedekah, dana yang berhasil dikumpulkan masih belum menggembirakan.
Peringatan ini disampaikan KH Salahuddin Wahid pada kegiatan santunan dan buka bersama dalam rangka Tebar Hikmah Ramadhan 1438 H yang diselenggarakan Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng atau LSPT, Sabtu (17/6) petang. Kegiatan diselenggarakan di Masjid Ulul Albab, serta dihadiri lebih dari lima ratus fakir miskin dan yatim piatu yang ada di sekitar pesantren setempat.
Gus Sholah, sapaan akrabnya, menyoroti masih kecilnya dana yang dapat dihimpun dari umat Islam. "Penyebabnya lantaran kita masih asyik beribadah mahdhah, namun kurang gemar berderma," katanya. Padahal bersedekah adalah anjuran agama, apalagi di bulan Ramadhan. Sehingga kala bulan puasa seperti ini, yang harus ditingkatkan tidak semata ibadah ritual semisal shalat, membaca al-Quran, puasa dan sejenisnya. "Yang juga tidak kalah penting adalah berderma atau bersedekah," lanjutnya.
Di hadapan ratusan penerima santunan sekaligus para donatur yang hadir, Gus Sholah mengingatkan bahwa pada surat kesepuluh dari surat al-Munafiqun digambarkan orang yang berharap dikembalikan ke dunia setelah meninggal. "Yang akan dilakukan saat ada di dunia adalah bukan memperbanyak ibadah ritual seperti umrah, tapi bersedekah," tandasnya.
Dalam pandangan adik kandung KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini, ayat tersebut memberikan penegasan bahwa berderma ternyata lebih utama dari ibadah personal. Ia tidak menampik bahwa berumrah memiliki kenikmatan tersediri. "Tapi alangkah lebih afdhal kalau antara ibadah umrah dan berderma dapat dilaksanakan secara seimbang," terangnya.
Kegiatan yang dilaksanakan jelang magrib tersebut, tidak kurang lima ratus warga sekitar Pesantren Tebuireng menerima paket lebaran dari LSPT. Di samping menu takjil dan berbuka, mereka juga mendapatkan santunan berupa uang tunai, paket sembako yang dapat dimanfaatkan menjelang hari raya Idul Fitri. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Tags:
Nasional Lainnya
Terpopuler Nasional
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-
9
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Hafis Azhari | Sabtu, 27 Mei 2023
Ketika Timur Semakin Mengenal Barat
-
- Ahmad Munji | Sabtu, 20 Mei 2023
Pilpres Turkiye 2023 dan Investasi Ideologis Erdogan
-
Berita Lainnya
-
Menaker Imbau Masyarakat Lebih Selektif Memilih Informasi Kerja di Luar Negeri
- Ketenagakerjaan | Ahad, 28 Mei 2023
-
Kemnaker Optimis UU PPRT Mampu Tekan Pelanggaran PRT
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Menaker Tegaskan Hubungan Industrial Harmonis Tingkatkan Produktivas Kerja
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Jakarta Bhayangkara Presisi bersama Pertamina Raih Runner-up di Final AVC Cup 2023
- Nasional | Selasa, 23 Mei 2023
-
Indonesia-Tiongkok Komitmen Perluas Kerja Sama Ketenagakerjaan
- Ketenagakerjaan | Selasa, 23 Mei 2023
-
Gerakkan Hidup Sehat, Fatayat NU Sulsel Bagi-Bagi Sayur ke Masyarakat
- Daerah | Senin, 22 Mei 2023
-
Menaker Ida Dorong Peningkatan Produktivitas Perempuan Melalui Wirausaha
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 20 Mei 2023
-
Serap Ratusan Juta Rupiah, Pembangunan Mushala NU Ranting Dlingo Bantul Usai
- Daerah | Kamis, 18 Mei 2023
-
Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing SDM di Daerah, Menaker Apresiasi Hibah Lahan dari Pemda
- Ketenagakerjaan | Rabu, 17 Mei 2023