Nasional

Gus Yahya: Tidak Semua Warga NU Harus Dikaderisasi

Sen, 25 April 2022 | 02:07 WIB

Gus Yahya: Tidak Semua Warga NU Harus Dikaderisasi

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebut bahwa warga NU tidak harus dikaderisasi. (Foto: NU Online / Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebut bahwa warga NU tidak harus dikaderisasi. "Tidak semua warga NU itu harus dikaderisasi, ndak usah,” ungkap Gus Yahya, sapaan akrabnya, dalam Harlah ke-72 Fatayat NU bertajuk Bangkit Bersama, Berdaya Bersama di Gedung PBNU, Ahad (24/04/2022).


Menurut pria kelahiran 16 Februari 1966 itu, kaderisasi dibuka untuk mereka yang mau berkhidmah dalam “pemerintahan” NU.


“Kaderisasi ini hanya kita buka untuk mereka yang berminat di dalam NU governance, dalam kepemerintahan NU. Kalau (mau) terlibat, mari masuk jadi kader,” imbuhnya.


Adapun saluran kader itu, lanjut Gus Yahya, adalah dari Badan Otonom (Banom) yang ada di bawah NU. “Banom ini menjadi saluran kader, yaitu mereka yang berminat untuk ikut serta dalam pemerintahannya NU ini,” ucapnya, di depan puluhan aktivis Fatayat NU.


Lebih lanjut, Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, itu juga menilai bahwa warga awam tidak perlu menjadi target kagerisasi. Bahkan, menurutnya tidak boleh.


“Warga awam tidak usah dikaderisasi. Malah enggak boleh. Karena kalau warga awam dikaderisasi, yang itu berarti dia diindoktrinasi dengan nilai-nilai khusus – yang untuk memperkuat ingrup – itu berbahaya. Itu bisa menjadi Nazi NU ini. Bisa Fasis ini,” ungkapnya.


Gus Yahya pun menunjukkan saluran kaderisasi warga awam, yaitu cukup melalui pengajian, mejelis taklim, madrasah dan pondok pesantren yang sudah ada.


Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Anggia Erma Rini dalam sambutanya berharap, kader Fatayat NU dapat beradaptasi dan merespon tantangan zaman dengan baik. Ia menyebut salah satu tantangannya adalah dunia digital.


“Terus terang, kita yang masih perlu terus ditingkatkan adalah bagaimana meraih atau merebut di dunia maya. Itu keterampilan yang memang harus terus kita asah,” terangnya.


Meski demikian, Anggi sudah melihat ada perubahan mengarah ke sana. Hal ini, katanya, masih menjadi pekerjaan rumah yang tak hanya menjadi tantangan pengurus pusat, tetapi juga pengurus daerah. Ia berharap kader Fatayat NU terus meningkatkan kapasitas dalam memanfaatkan dunia maya.


“Kalau untuk ilmu yang mereka punyai, keterampilan yang mereka punyai, pengetahuan yang mereka punyai, mereka sudah punya. Tetapi bagaimana keterampilan yang dipunyai itu mampu juga diberikan kepada masyarakat di sekitarnya,” ungkap Anggi.


Pewarta: Ahmad Naufa
Editor: Zunus Muhammad