Nasional

Gusdurian Bukan Kelompok Lain bagi NU

Rab, 28 Desember 2022 | 19:15 WIB

Gusdurian Bukan Kelompok Lain bagi NU

Suasana para aktivis Gusdurian pada agenda Komunitas Meeting Gusdurian Bekasi Raya di SMK Tiara Bangsa, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (27/12/2022). (Foto: NU Online/Aru Elgete)

Bekasi, NU Online

Sekretaris Lembaga Ta'lif wa Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTN PBNU) H Hamzah Sahal mengatakan bahwa Gusdurian bukanlah kelompok lain bagi NU. Ia menyebut bahwa NU merupakan basis utama dari Gusdurian.Ā 


Ia kemudian mendorong agar aktivis Gusdurian mampu terus membangun engagement atau keterikatan dengan basis utama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yakni NU dan pesantren berikut kiai-kiainya.Ā 


Hamzah mengingatkan bahwa Gus Dur bisa bergaul dengan orang Yahudi, PKI, bahkan kaum abangan sekalipun tetapi tetap ingat pada rumah utamanya, NU. Hal ini mesti dicontoh oleh para aktivis Gusdurian.


"Ini tidak boleh lepas. Jangan sampai orang membaca Gusdurian itu kelompok di luar NU. Jangan sampai ada Gusdurian itu seperti bersaing dengan IPNU, PMII, Lakpesdam, tapi justru saling menopang dan mendukung," ucap Hamzah.Ā 


Hal itu diungkapkan saat hadir dalam agenda Komunitas Meeting Gusdurian Bekasi Raya yang digelar di SMK Tiara Bangsa, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (27/12/2022) malam.


Hamzah menjelaskan, ada banyak cara agar Gusdurian bisa membangun keterikatan dengan NU. Salah satunya dengan mencari tahu siapa saja kiai-kiai yang saat ini masih ada dan pernah bersentuhan langsung dengan Gus Dur.


Namun ada cara yang lebih mudah untuk membangun keterikatan itu yakni membuat agenda diskusi dengan anak-anak muda NU, sekalipun hanya dihadiri oleh sedikit orang.


"Itu jadi pencerahan sebenarnya, meskipun hanya sebentar dan sedikit orang (yang hadir) tetapi pencerahan buat anak-anak muda NU," ucap Hamzah, salah seorang perumus 9 Nilai Utama Gus Dur itu.


Ia menyarankan aktivis Gusdurian mendatangi pengurus IPNU IPPNU di pesantren-pesantren atau PMII di kampus-kampus, lalu mengajak mereka untuk terlibat dalam diskusi.


"Satu orang yang datang nggak masalah. Misalnya yang kita ajak 15 tapi yang datang 1 itu nggak masalah. Ini salah satu cara kita membangun engagement," ucap Pembina Gusdurian Bekasi Raya itu.


Cara-cara yang disarankan itu, menurut Hamzah, memang agak berat. Lebih-lebih dengan kondisi anak-anak muda yang sibuk. Tetapi paling tidak, setiap kali ada agenda yang dibuat Gusdurian, perlu melibatkan aktivis-aktivis NU.Ā 


"Minimal memberi informasi. Ini kewajiban kultural yang tidak boleh lepas agar Gusdurian tidak dianggap kelompok lain. Karena berbahaya kalau ada persepsi atau citra bahwa Gusdurian itu adalah kelompok lain, kelompok yang terpisah dari NU," tutur Hamzah.


Pesan Gus Dur untuk Kaum Muda NU

Hamzah kemudian teringat nasihat Gus Dur yang didengarnya langsung pada 2003 di Kantor LKiSĀ di Yogyakarta. Ia masih ingat, suatu hari Gus Dur datang pagi-pagi dan cukup lama ada di Kantor LKiS itu, pukul 8 sampai 10.30 WIB.Ā 


Kemudian Gus Dur duduk lesehan di hadapan sekitar 15 orang. Lalu ada salah seorang bertanya, "Apa nasihat dan pesan Gus Dur untuk kita kaum muda?"


Tak lama, pertanyaan itu langsung dijawab oleh Gus Dur bahwa kalau hendak melakukan perubahan sosial di NU maka syaratnya hanya satu, yaitu sabar.Ā 


Pesan Gus Dur itu sangat membekas di hati Hamzah. Bahkan, menjadi pegangan dalam menjadi aktivis NU di mana pun posisinya.Ā 


"Sejengkel apa pun dengan situasi, mungkin relasi dengan orang yang tidak sempurna, saya ingat pesan Gus Dur itu. Karena itulah Gus Dur tidak pernah pensiun dari NU," kata Hamzah, Direktur NU Online itu.

Ā 
Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad