Nasional

Habib Luthfi: Jangan Jadi Bangsa yang Mengecewakan

Sel, 11 Februari 2020 | 11:00 WIB

Habib Luthfi: Jangan Jadi Bangsa yang Mengecewakan

Rais Aam JATMAN Maulana Habib Luthfi memberikan arahan saat pelantikan jajaran pengurus Idarah Wustha JATMAN Provinsi Lampung masa khidmat 2019-2024 di Pesantren Darul Maarif Banjar Negeri, Natar, Lampung Selatan. (Foto:NU Online/Ali Mahmud)

Lampung Selatan, NU Online
Maulana Habib Luthfi menegaskan walau dalam bendera merah putih tidak tertulis satu kata maupun satu huruf pun, namun ada tigal hal yang perlu dipahami dan dicamkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Bendera merah putih merupakan kehormatan bangsa, harga diri bangsa, dan jati diri bangsa.
 
Berkibarnya merah putih sampai dengan saat ini adalah berkat karunia Allah melalui perjuangan para ulama. "Jangan dikira perjuangan para ulama hanya tahlil, zikir, mulang kitab saja. Tidak. Siapa Pangeran Diponegoro? Ulama. Siapa Sentot Prawirodirjo? Ulama. Kiai Mojo? Ulama," tegasnya dan menyebut ulama-ulama Indonesia lainnya yang telah memperjuangkan kemerdekaan dari belenggu penjajah.
 
Seandainya para pejuang dan para ulama yang wafat memperjuangkan kemerdekaan ini bisa berbicara kembali maka mereka akan mengingatkan seluruh bangsa Indonesia untuk tidak mengecewakan perjuangan yang telah mereka lakukan.
 
"Wahai bangsaku yang kubanggakan. Darah yang aku teteskan dan kucurkan demi cinta kami kepada bangsa. Telah kami tegakkan kembali sangsaka merah putih. Tolong, jangan kecewakan kami. Jangan permalukan kami di hadapan Allah SWT," tegas Habib Luthfi menyampaikan ungkapan hati para ulama dan pejuang.
 
Hal ini menjadi seluruh bangsa harus menyadari betapa pentingnya bersyukur atas kemerdekaan dengan terus mempertahankan sekuat tenaga. Jangan sampai bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mengecewakan para pendiri bangsa.
 
"Apakah kita akan menjadi bangsa yang mengecewakan beliau apa tidak? Jawab yang keras," tanya Rais Aam JATMAN lantang kepada jamaah yang hadir pada pelantikan jajaran pengurus Idarah Wustha JATMAN Provinsi Lampung masa khidmat 2019-2024 di Pesantren Darul Maarif Banjar Negeri, Natar, Lampung Selatan, Senin (10/2) malam.
 
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) ini pun memberi contoh bagaimana sebutir nasi yang kita makan harus kita hargai mengingat sampainya nasi di hadapan kita melibatkan andil perjuangan banyak orang. Apalagi negara dan kemerdekaan yang telah dinikmati saat ini dengan melibatkan andil banyak pejuang sudah seharusnya juga kita hargai.
 
Oleh karenanya ia mengajak para ulama khususnya ulama tarekat untuk memainkan peran sebagai perekat umat dan bangsa sehingga kemerdekaan ini bisa dilanggengkan. 
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin