Nasional

Habib Luthfi, Zakat Fitrah, dan Anak Yatim

Sab, 9 November 2019 | 14:00 WIB

Habib Luthfi, Zakat Fitrah, dan Anak Yatim

Habib Luthfi (tiga dari kiri) serahkan zakat fitrah secara simbolis pada 2018 lalu (Foto: NU Online/Abdul Muiz)

Pekalongan, NU Online 
Habib Mohammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya (Habib Luthfi bin Yahya) adalah sosok tokoh yang komplet. Berbagai jabatan disandang hingga tingkat dunia. Di Nahdlatul Ulama (NU) sendiri, ia menyandang jabatan sebagai Rais 'Aam Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (Jatman) hingga keempat kalinya. 

Suami dari Syarifah Salma dan ayah dari lima putra putrinya memiliki banyak aktivitas. Salah satu aktivitas rutin yang dilakukan setiap tahunnya adalah berzakat fitrah melebihi ukuran yang telah diwajibkan setiap malam Lebaran (Idul Fitri).

Bahkan pada akhir Ramadhan 1440 Hijriyah, tidak kurang dari 200 ton beras yang dikeluarkan Habib Luthfi untuk anak-anak yatim piatu, janda, panti asuhan, dan pesantren. Kepada ibu-ibu Muslimat yang bersilaturahmi di rumahnya Jl dr Wahidin, Noyontaan Gang 7, Pekalongan, Habib Luthfi menceritakan mengapa dirinya setiap malam takbiran Hari Raya Idul Fitri memberikan zakat fitrah kepada mereka yang tidak mampu. 

"Ada beberapa peristiwa yang menjadi asbabnya, antara lain pada tahun 1965 saya mondok di Bendokerep Cirebon, Jawa Barat saya selalu puasa Dahr yakni puasa terus menerus dan hanya berhenti pada hari-hari yang diharamkan. Setiap hari saya hanya buka dan sahur dengan mentimun godog beberapa tahun kemudian dengan ketela pohon tiga ruas jari untuk buka dan sahur," ujarnya.  

Dijelaskan, suatu hari di tengah malam dirinya mendengar sayup-sayup suara tangisan bayi yang menyayat. Semakin lama tangisan itu semakin kencang. Kemudian dirinya keluar kamar mencari sumber suara beliau berjalan menembus kegelapan malam menyeberangi sungai langkah beliau terhenti di sebuah gubuk di pinggir sungai rumah seorang janda yang baru ditinggal suaminya. 

"Saya mengetuk pintu dan bertanya pada ibunya, adik mengapa bu? Sakit jawab sang ibu. Tetapi saya tidak percaya karena tangis anak tersebut tidak wajar kemudian beliau dekati anak yang masih dalam gendongan ibunya," tandasnya. 
 

Menurut Habib luthfi yang juga Ketua Forum Ulama Internasional ini, ternyata anak tersebut kelaparan sejak pagi belum makan. Melihat hal itu, dirinya lari kembali ke pesantren untuk mengambil dua ruas ketela pohon persediaan sahur untuk diberikan pada anak tersebut. 

"Nah ketika saya mengacungkan ketela anak tersebut langsung merebut dan memakannya dengan lahap," tuturnya. 

Dikatakan Habib Luthfi, melihat kejadian tersebut tak terasa air matanya mengalir dengan deras seraya berdoa ‘Ya Allah jika Engkau berikan padaku pangkat apa pun, mohon perkenankanlah saya akan memberikan santunan kepada anak-anak yatim setiap malam hari raya.’ 

"Alhamdulillah, doa saya dikabulkan oleh Allah SWT. Setiap malam hari raya saya mengantarkan sendiri beras zakat kepada mereka bahkan sering saya ikut memanggul sendiri," bebernya.  

Bahkan sejak diberi kelebihan rezeki oleh Allah SWT, dari tahun ke tahun zakat fitrah yang dikeluarkan Habib Luthfi selalu bertambah. Dari beberapa kuintal, menjadi beberapa ton, puluhan bahkan kini ratusan ton.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan H Muhtarom mengatakan, apa yang dilakukan Habib Luthfi—yakni berbagi sedekah khususnya kepada anak yatim piatu- sesungguhnya hal itu merupakan ajakan, agar kita selalu menyisihkan harta untuk kaum dhuafa.

"Banyak contoh-contoh yang telah diajarkan oleh Abah (panggilan Habib Luthfi) untuk bisa kita tiru dan laksanakan," ujarnya kepada NU Online, Sabtu (9/11).

Dikatakan, figur Habib Luthfi tidak hanya ahli dalam bidang agama saja. Beliau adalah sosok yang dekat dengan siapa saja. Dari kalangan rakyat jelata hingga presiden. Dari kaum sarungan hingga kaum jubahan seperti mursyid tarekat dari belahan dunia.

"Bahkan dengan kelompok minoritas seperti pemeluk agama non-Muslim, termasuk romo, pendeta, hingga biksu sangat dekat. Bahkan bisa kita saksikan setiap peringatan Maulidurrasul di Kanzus Shlawat digelar, mereka selalu hadir karena menghormati Habib Luthfi sebagai tokoh panutan,” jelas Muhtarom.

Pewarta: Abdul Muiz  
Editor: Muchlishon