Hadapi 5 Problem Perburuhan, Ini 2 Pesan PBNU untuk Sarbumusi
NU Online Ā· Rabu, 28 September 2022 | 07:30 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Saifullah Yusuf mengungkapkan, ada banyak problem mengenai perburuhan yang terjadi pada dewasa ini. Dalam pandangannya, paling tidak, terdapat lima isu perburuhan.
Hal ini disampaikan dalam Kongres Akbar Ke-6 Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) di Sidoarjo, Jawa Timur pada Selasa (27/9/2022).
Isu pertama soal pesangon. Ia menyebut bahwa dulu, ketika pekerja sudah bekerja selama kira-kira 20 tahun akan mendapatkan pesangon sekitar 150 juta. Namun sekarang, pesangon yang didapat hanya 50-60 juta. āIni menurut buruh kurang adil,ā katanya.
Kedua, soal outsourcing yang boleh di semua sektor. Hal ini membuat jaminan pekerjaan buruh semakin menipis.
Berikutnya, tidak adanya pembatasan terhadap pekerja asing membuat pekerja dalam negeri sulit bersaing. Hal ini, menurutnya, memungkinkan warga Prancis akan dapat berjualan pisang goreng atau pecel.
āBuruh resah. Apa yang bisa kami jadikan perlindungan manakala masa itu terjadi,ā kata pria asal Pasuruan, Jawa Timur itu.
Hal lain yang menjadi perbincangan adalah tidak semua buruh terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini ditambah dengan ancaman resesi pada tahun depan. Hal tersebut memberikan dampak besar terhadap perburuhan karena memungkinkan pabrik tutup atau pindah ke tempat lain sehingga pada akhirnya harus ada pemutusan hubungan kerja (PHK).
āIni harus kita perhatikan bersama-sama,ā kata pria yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor itu.
Oleh karena itu, setidaknya, Sekjen PBNU memberikan pesan dua hal kepada Konfederasi Sarbumusi untuk menghadapi tantangan dan isu di atas. Pertama, Sarbumusi harus melakukan konsolidasi di lingkungan internalnya dalam rangka memperkuat dan memperkokoh barisan.
āMaka yang paling penting konsolidasi ke dalam, perkuat barisan, lakukan komunikasi dan pendidikan yang baik sehingga teman-teman ini bisa memahami situasi lebih utuh, mendefinisikan keadaan lebih baik, dan mengambil langkah-langkah terbaik, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama,ā ujarnya.
Sebab, lanjut pria yang akrab disapa Gus Ipul itu, ada situasi ke depan yang harus dikonsolidasikan untuk menghadapi dunia perburuhan.
Kedua, Gus Ipul meminta para anggota Sarbumusi untuk mengubah cara pikir untuk tidak hanya menjadi buruh saja, tetapi mencoba untuk menjadi pemilik. āMari buruh berpikir tidak hanya jadi buruh, sekali-kali berpikir sebagai pemilik,ā ujarnya.
Ia menyarankan agar Sarbumusi dapat membeli saham-saham yang memang dipastikan membawa keuntungan dan dikelola untuk kepentingan dan keuntungan bagi anggota. āSarbumusi bisa menjadi owner dari sebuah perusahaan. Memastikan kita mendapatkan keuntungan,ā katanya.
āMari ubah cara berpikir kita. Sekarang model usaha, ya usaha yang kolaborasi. Warung banyak tidak hanya dimiliki satu orang, tetapi banyak orang,ā imbuhnya.
āIni yang saya titipkan Sarbumusi. Masa depan kita ini semua tidak menentu. Mari, kita konsolidasi semua. Berpikirnya harus dibalik-balik. Berpikir anti-mainstream,ā pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
3
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
4
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
5
Ketum PBNU Resmikan 13 SPPG Makan Bergizi Gratis di Lingkungan NUĀ
6
Di Tengah Fenomena Bendera One Piece Badan Siber Ansor Ajak Generasi Muda Hormati Merah Putih
Terkini
Lihat Semua