Nasional

Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari Ingatkan Belajar Harus melalui Guru

Ahad, 22 Januari 2017 | 15:48 WIB

Pringsewu, NU Online
Saat ini banyak muncul orang "pintar" baru akibat mudahnya mengakses berbagai macam informasi melalui kecanggihan teknologi, khususnya internet. Berbagai ilmu pengetahuan dengan mudah diperoleh sehingga banyak orang yang merasa paling memahami ilmu tertentu khususnya ilmu agama.

Di satu sisi keberadaan internet dapat mempermudah pencarian informasi. Namun, di sisi lain juga dapat menjerumuskan sang pencari bila tidak dengan bijaksana mencerna dan melakukan tabayun terhadap informasi atau ilmu yang didapat.

Fenomena untuk berhati-hati dalam mencari dan menyerap ilmu seperti ini sudah sejak lama diingatkan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Arrisalah li-Ahlissunnah wal-Jama’ah. Kitab itu dibedah Katib Syuriyah PCNU Pringsewu KH Munawir pada Ngaji Ahad Pagi atau Jihad Pagi di Gedung NU Pringsewu, Ahad (22/1).

Pada kitab tersebut, Hadratussyaikh mengingatkan akan pentingnya berhati-hati dalam menyerap ilmu.

"Berhati-hatilah dan jangan dengan gampang menyebarkan sebuah tulisan walaupun berisi ilmu, namun tidak jelas asal-usulnya. Mintalah penjelasan pada ahlinya," kata kiai muda yang juga Ketua Komisi Fatwa MUI Provinsi Lampung ini.

Menurutnya, itulah pentingnya seorang guru dalam mendapatkan sebuah ilmu. Melalui seorang guru, seseorang yang belajar akan memiliki ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan karena memiliki silsilah atau sanad yang jelas.

"Jangan belajar dari buku saja atau internet saja. Dan janganlah belajar dengan orang yang bukan ahlinya. Kita harus belajar dengan orang yang jelas sanad keilmuannya," tegasnya.

Hal itu, lanjutnya sudah ditegaskan Rasulullah melalui hadits tentang larangan belajar dari orang yang tidak jelas silsilah keilmuannya dan bukan ahli dari ilmu tersebut.

"Fenomena memprihatinkan sekarang juga sudah terlihat dimana banyak masyarakat yang hanya belajar melalui televisi kepada seseorang yang tenar dan dianggap ustad," katanya.

Fenomena-fenomena belajar tanpa guru, belajar tanpa silsilah yang jelas, gampang mempercayai dan menyebarkan “hoax”, belajar dengan orang yang bukan ahlinya perlu dihindari umat Islam.

"Janganlah belajar dari orang yang menyampaikan ilmu tidak benar. Ini sama saja sudah bodoh membodohi orang," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)