Nasional

Hafalan Qur’an Tak Pengaruhi Kualitas Diri? Ini Penyebabnya

Selasa, 18 Desember 2018 | 15:00 WIB

Hafalan Qur’an Tak Pengaruhi Kualitas Diri? Ini Penyebabnya

Foto: Ilustrasi (NU Online)

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU H Muhammad Nur Hayid (Gus Hayid) mengungkapkan banyak orang yang membaca atau bahkan hafal Al-Qur'an namun bacaan dan hafalannya tersebut tidak berpengaruh sama sekali terhadap kualitas kehidupan. Bahkan bacaan dan ayat-ayat yang dihafalkannya tersebut membuat mereka semakin sombong dan merasa benar sendiri. Mereka pun dengan mudahnya menyalahkan orang lain dengan dalil Al-Qur'an, bahkan mengafirkan dan menyesatkan orang lain.

"Ini semua karena ada niat yang salah dalam membaca, mempelajari dan menghafalkan Al-Qur'an. Dan karena adanya langkah dan permulaan yang salah dalam mengkaji dan memahami Al-Qur'an, makanya tak heran kalau orang-orang yang model begini, tidak akan mampu menyentuh dengan lembut dan indah serta luar biasanya Al-Qur'an," jelas kiai muda Pengasuh Pesantren Skill Jakarta ini, Selasa (18/12).

Allah SWT lanjutnya, sudah menegaskan dalam Al-Qur'an bahwa jika disebutkan nama Allah kepada orang beriman maka hatinya akan bergetar. Dan jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah baik ayat qauliyah (Al-Qur'an) dan ayat kauniyah (ciptaan) maka hati orang-orang yang benar niatnya dalam belajar Al-Qur'an akan semakin bertambah keimanannya.

"Tapi bagaimana dengan kita? kalau kita belum merasakan itu semua, padahal yang kita baca adalah firman Allah, maka berarti hati kita masih kotor, niat kita masih salah dan cara memulai kita dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an itu pasti ada yang salah. Bersihkan hati, sucikan niat, satukan kehambaan kita dengan keagungan Allah sang pencitpa, maka niscaya kita akan merasakan indahnya lantunan firman-firmanNya," ajaknya.

Gus Hayid mengingatkan pula bahwa sebaik-baik ibadah umat Nabi Muhammad di antaranya adalah membaca Al-Qur'an. Hal ini ditegaskan Nabi dalam haditsnya dari Sahabat Ali bahwa barang siapa membaca Al-Qur'an sambil berdiri dalam shalatnya, maka baginya 100 kebaikan dari setiap hurufnya. Dan jika shalatnya sambil duduk maka baginya 50 kebaikan.

"Kalau baca Qur'annya di luar shalat sementara dia dalam keadaan suci, baginya 25 kebaikan, kalau dalam keadaan tak suci alias hafal Qur'an lalu nderes hafalannya maka baginya 10 kebaikan tiap hurufnya. Subhanallah, maka sebagai orang yang beriman dan berakal, harusnya kita bisa menjaga wirid bacaan Qur'an kita," tegasnya.

Berbagai model menjaga dan merutinkan membaca Al-Qur'an saat ini sudah mulai dikembangkan dan bisa dilakukan. Semisal dengan program one day one juz (satu hari satu juz), seminggu khatam sekali atau model lainnya.

"Monggo terserah kita. Bisa juga dengan dijadikan wirid khusus tiap hari dengan membaca Surat Yasin, Waqiah, Al-Mulk dan surat-surat pendek atau wirid-wirid khusus yang lain yang tersusun dari ayat-ayat Al-Qur'an seperti Ayatul Harb dan Ayatus Sittah dan lain sebagainya. Tentu baca Al-Qur'annya harus diresapi dan ditadabburi (dikaji)," ujarnya.

Oleh karenanya Gus Hayid mengajak umat Islam untuk tidak menyia-nyiakan umur yang diberikan Allah dengan senantiasa bersama Al-Qur'an.

"Tiada hari tanpa membaca Al-Qur'an. Mari kita jadikan Al-Qur'an kawan dan sahabat terbaik kita, karena bacaan Al-Qur'an kita akan datang di hari kiamat sebagai penolong kepada kita. Bahkan dalam riwayat yang lain pertolongan Al-Qur'an akan datang sejak di alam kubur," pungkasnya. (Red: Muhammad Faizin)