Nasional

Harlah IPPNU ke-67: Revolusi Pelajar Demi Hadapi Bonus Demografi

Kam, 3 Maret 2022 | 16:30 WIB

Harlah IPPNU ke-67: Revolusi Pelajar Demi Hadapi Bonus Demografi

Revolusi pelajar demi menghadapi bonus demografi menjadi pesan inti dalam Harlah Ke-67 IPPNU.

Jakarta, NU Online

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mengusung tema "Revolusi Pelajar: Kolaborasi Inovasi di Era Transformasi Digital" memasuki usia ke-67 tahun ini. Pentingnya kolaborasi kader IPPNU dalam menghadapi perubahan di era transformasi digital serta revolusi pelajar dalam menghadapi bonus demografi diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, H Nur Hidayat, dalam sambutannya pada kegiatan puncak Khotmil Quran Harlah IPPNU ke-67 yang dilakukan secara virtual pada Rabu (2/3/2022).


"Yang terpenting bagaimana IPPNU baik di tingkat pusat hingga ranting, dapat menjadi turbin-turbin kecil yang bisa menggerakkan perubahan di era transformasi digital. Saya sangat berharap akan lahir dari kader-kader IPPNU yang mumpuni untuk melek digital," ujar Hidayat.


Lebih lanjut, selain menggarisbawahi peran kolaborasi di era transformasi digital, menurut Hidayat, para kader IPPNU harus berperan dalam menghadapi bonus demografi.


"IPPNU memiliki tanggung jawab untuk menghadapi bonus demografi. Yang terpenting dari semua itu adalah apa yang kita tanam untuk pengembangan organisasi ke depan. Bagaimana kita menyiapkan kader-kader IPPNU untuk menghadapi bonus demografi, menangkap peluang, dan menghadapi turbulensi (organisasi)," katanya.


Pesan yang sama juga disampaikan oleh Ketua Majelis IPPNU, Safira Machrusah, yang juga hadir dalam puncak Khotmil Quran. Ia menegaskan pentingnya revolusi pelajar di tengah perubahan yang terjadi saat ini harus dibarengi dengan persiapan menghadapi bonus demografi di tahun 2035.


"Yang akan merubah diri kita ini adalah transformasi digital. Apalagi bonus demografi itu di tahun 2035 ini akan benar-benar dikuasai oleh anak muda. Kolaborasi, inovasi, dan teknologi digital ini harus dilakukan dengan perubahan dan melek teknologi digital."


Menurut Safira, revolusi itu selalu identik dengan sebuah upaya yang merubah tatanan dan historis. Revolusi itu adanya perubahan yang sangat drastis, sehingga untuk melakukan revolusi pelajar harus dilakukan sungguh-sungguh karena berkaitan dengan masa depan organisasi IPPNU.


"Dalam rangka inilah, saya ingin menegaskan semoga tema yang namanya revolusi ini benar-benar dilakukan secara sungguh-sungguh oleh rekanita. Apalagi ini bukan hanya revolusi pelajar, tetapi ini adalah kolaborasi inovasi di era transformasi digital." tutupnya.


Sebagai informasi, kegiatan Khataman dan Doa bersama dilakukan secara virtual pada Rabu (2/3) sebagai puncak kegiatan Khotmil Quran serentak yang dilakukan oleh seluruh kader IPPNU seluruh Indonesia di sekretariat masing-masing untuk memperingati hari lahir IPPNU ke-67 tahun.


Kontributor: Nisa
Editor: Syakir NF