Nasional HARLAH KE-101 NU

Harlah Ke-101 NU: Peresmian Galeri Seni Nusantara Akan Dihadiri 24 Seniman Terkenal, Ada Gus Mus dan Sujiwo Tejo

Ahad, 28 Januari 2024 | 12:00 WIB

Harlah Ke-101 NU: Peresmian Galeri Seni Nusantara Akan Dihadiri 24 Seniman Terkenal, Ada Gus Mus dan Sujiwo Tejo

Momen Gus Mus dan Sujiwo Tejo melukis bersama. (Foto: Instagram @president_jancukers)

Jakarta, NU Online

Peresmian Galeri Seni Nusantara yang menjadi rangkaian dari kegiatan Hari Lahir (Harlah) Ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) akan dihadiri 24 seniman terkenal tanah air, di antaranya ada KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Sujiwo Tejo. 


Galeri Seni Nusantara yang terletak di Gedung Kampus Terpadu Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta ini akan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, pada Rabu (31/1/2024) mendatang. 


Rektor UNU Yogyakarta Widya Priyahita Pudjibudojo mengatakan Galeri Seni Nusantara ini akan menjadi tempat untuk bernaung para seniman menuangkan gagasan. Di tempat ini, ruang dialetika dibuka untuk membincang hal-hal produktif bagi bangsa Indonesia. 


"Rumah ini akan menjadi pondok teduh untuk menaungi berbagai curah gagasan, memantik diskusi, membuka ruang dialektika, hingga pergulatan inovasi, bahkan melahirkan polemik kebudayaan baru yang tentu saja arahnya produktif bagi NU dan bangsa Indonesia," kata Widya kepada NU Online, Sabtu (28/1/2024).


Ia kemudian menyebutkan seniman yang akan hadir dalam Peresmian Galeri Seni Nusantara itu yakni Gus Mus, Nasirun, Sujiwo Tejo, Nyoman Nuarta, Husin dari Malaysia, Farid Stevy, Dicky Takndare, Nabila Dewi Gayatri, Amin Tasha, Kemala Hayati, Zuk, Bengala Project, Alfiah Rahdini, Zawawi Imron, Yosep Arizal, Nugroho, Moki Prihatmoko, Budi Ubrux, Wira Datuk, Bayu Wardhana, Abdul Kirno, Ivan Sagita, Jopram, Lambang Hernanda, serta berbagai komunitas seni lainnya. 


"Dalam pembukaan galeri ini, digelar pameran dari perupa-perupa ternama. Ke depan, sivitas (UNU Yogyakarta) juga dapat mengadakan art project (proyek kesenian) atau memajang karya-karya mereka tanpa harus punya jam terbang dan menyandang predikat sebagai seniman. Semua itu dapat diwadahi di Galeri Seni NUsantara," jelasnya.


Widya beranggapan bahwa selama ini seni kontemporer kerap dianggap sebagai sesuatu yang eksklusif. Karya seni hanya hadir di ruang dan waktu secara khusus seperti di galeri, gedung pertunjukan, dan tempat-tempat tertentu yang hanya ada pada momen pameran atau festival seni. 


Sementara seni rupa kontemporer belum hadir di ruang-ruang publik. Widya mengatakan bahwa karya seni rupa, seperti lukisan dan seni instalasi, belum mewarnai kantor-kantor pemerintahan, fasilitas-fasilitas umum, bahkan sekolah.


"Untuk itu, karya seni harus dibebaskan dari belenggu eksklusivitasnya dan diberi ruang seluas-seluasnya. Salah satu tempat yang dapat menyediakan ruang itu adalah kampus perguruan tinggi,” katanya. 


“Di Yogyakarta, galeri seni bertebaran. Namun kebanyakan harus didirikan secara khusus, dengan bangunan spesifik, dan memerlukan perawatan tersendiri. Walhasil, pengelolaan galeri seni membutuhkan biaya yang tak sedikit," jelasnya.


Peresmian Galeri Seni Nusantara ini akan dilakukan pada 31 Januari 2024 pukul 11.30 hingga 11.40 WIB. Secara simbolis, Presiden Jokowi akan menggunting pita di Lantai 3 Gedung Kampus Terpadu UNU Yogyakarta. 


Kemudian akan ada berbagai penampilan, di antaranya berupa pertunjukan teater NU dan Masa Depan, Harmony in Diversity, Religiusitas dan Spiritualitas di Era Kontemporer, dan Eksplorasi Visual Kehidupan Santri.


"Dengan misi besar itu, Galeri Seni NUsantara tak dapat berdiri sendiri. Ia hanya bagian dan lini awal, suatu karya perdana (pilot project) dari rumah besar yang menaunginya: Rumah Budaya NU," terangnya.