Nasional

HPN Berupaya Wujudkan Indonesia Pusat Penghubung Bisnis Startup Islami Dunia

Sel, 3 Desember 2019 | 03:45 WIB

HPN Berupaya Wujudkan Indonesia Pusat Penghubung Bisnis Startup Islami Dunia

Ketua Umum PP HPN Abdul Kholik. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Berbagai startup saat ini berpusat di Singapura. Para pemodal dan pengusaha yang hendak berbisnis di bidang itu dapat dipastikan datang ke negara tersebut. Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) berupaya membuat Indonesia menjadi pusat penghubung bisnis startup Islami dunia. 

"Nah, untuk bisnis yang berbau Islami kita ingin mereka datangnya di Indonesia, dan sudah ada tawaran," kata Ketua Umum HPN Abdul Kholik saat Konsolidasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di Gedung Kinanti, Jalan Epicentrum Tengah, Rasuna Said, Jakarta, Senin (2/12).

Rencana tersebut sudah diawali dengan kerja sama dengan All India Muslims Business Startup Network (AIMBSN). Bersama dengannya, HPN akan berjejaring dengan lebih banyak lagi para pengusaha Muslim dunia.

Di tahun 2020 nanti, HPN akan menggelar event internasional guna menjaring lebih banyak lagi pengusaha Muslim dunia. "Kemudian dari kacamata program, kita akan mengadakan event internasional di mana kita akan menggalang pendanaan dari Muslim di luar negeri," ujarnya.

Para pengusaha Muslim dunia itu ingin masuk ke Indonesia dalam berbagai bidang khususnya industri halal. Selain tentu di antara mereka juga ingin berbagai macam barang dari Indonesia. 

"Mereka ingin masuk di startup maupun untuk mencari produk yang dibutuhkan atau juga untuk memasarkan barang-barangnya. Jadi jalinannya akan semakin intensif," ujarnya.

Dengan begitu, lanjutnya, kerja sama itu bisa diukur berdasarkan transaksi. "Nanti berapa startup yang berhasil pendanaan. Bukan sekadar training, pelatihan. Sudah lebih riil," katanya.

Kholik menargetkan untuk terus mendorong pertumbuhan pendanaan dan pengusahanya pula. Tak ayal, dalam rapat tersebut juga membahas pengusaha muda. "Kita masukkan dalam program pelatihan yang dilanjutkan dengan mentoring dan coaching," ujarnya.

Mereka melihat Indonesia menjadi grup target yang baik mengingat populasi Muslimnya terbesar di dunia. "Di Indonesia kan mereka tahunya populasi terbesar Muslim di dunia harusnya peluang bisnisnya banyak," ujarnya.

Melihat hal tersebut, ia melihat tahun 2020 ini menjadi momentum yang baik untuk memaksimalkan potensi perekonomian Nahdliyin. "Saya kira momentum yang sangat baik yang seharusnya dapat kita manfaatkan dengan maksimal untuk mengembangkan ekonomi kaum Nahdliyin," pungkasnya.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad