Nasional

Iklan Susu Kental Manis Dinilai Menyesatkan, Kenapa?

NU Online  ·  Selasa, 31 Juli 2018 | 01:30 WIB

Iklan Susu Kental Manis Dinilai Menyesatkan, Kenapa?

Ilustrasi: Raya Pos

Jakarta, NU Online
Muslimat Nahdlatul Ulama dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) mengidentifikasi beberapa iklan susu kental manis (SKM) di televisi. Iklan SKM yang mucul di televisi selama ini menampilkan anak-anak sebagai subjek pengonsumsi.

Hal itu yang mendorong masyarakat bahwa susu kental manis dapat dikonsumsi untuk bayi dan anak-anak. Padahal, kandungan gula yang tinggi dapat memunculkan berbagai penyakit di kemudian hari karena memfungsikan SKM sebagai pengganti susu.

“Susu kental manis kandungan gulanya terlalu tinggi, sebab itu sekarang ini kan banyak, baru menginjak anak-anak tapi sudah terkena diabetes, hipertensi, dan lain-lain” ujar Ketua VII PP Muslimat NU Hj Erna Yulia Sofihara dalam kegiatan edukasi penggunaan SKM bersama YAICI, Senin (30/7) di Aula Kemdikbud Jakarta.

Dalam keterangan tertulisnya, Erna juga menegaskan, iklan dan label produk SKM selama ini dianggap menyesatkan sebab ditampilkan sebagai minuman dan dikonsumsi oleh anak-anak.

“Padahal peruntukannya adalah sebagai bahan tambahan atau topping untuk makanan dan minuman,” jelas Erna yang juga berprofesi sebagai dokter ini.

Adanya iklan seperti itu mengundang reaksi Badan POM untuk mengeluarkan surat edaran Nomor HK.06.5.51.511.05.18.2000 Tahun 2018 Tentang Label dan Iklan Pada Produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3).

Surat Edaran ini sebagai bentuk upaya melindungi hak konsumen mendapatkan informasi yang tepat mengenai produk pangan yang menyehatkan.

Masyarakat (orang tua) harus memiliki inisiatif mencari tahu informasi kesehatan bagi anaknya, tetapi harus menyaring dan memastikan kebenarannya agar tidak menjadi korban dari informasi seperti iklan yang menyesatkan.

Iklan baik di media digital (TV dan internet) maupun media cetak (koran dan label) memiliki daya persuasi dan pengaruh yang kuat terhadap persepsi dan perilaku. Dengan intensitas tinggi paparan iklan kesehatan menyesatkan bisa menimbulkan dampak buruk terhadap kualitas kesehatan masyarakat.

“Masyarakat di bawah itu belum paham bahwa prosentase susu kental manis itu lebih banyak gulanya dan bisa menyebabkan penyakit-penyaki berbahaya,” ungkap Erna.

Dalam hal ini, lanjutnya, peran Muslimat NU berusaha menyosialisasikan supaya masyarakat di bawah itu mengerti penggunaan susu kental manis. Muslimat memberikan sosialisasi yang benar bahwa SKM harus bijak penggunaannya.

“Inilah yang akan dilakukan Muslimat NU untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang makanan dan gizi yang harus dipenuhi seorang anak,” tandas Erna yang juga menjelaskan bahwa sosialisasi ini akan diperluas ke berbagai daerah oleh Muslimat NU.

Selain acara talkshow yang menghadirkan para narasumber kompeten di bidangnya, Muslimat NU dan YAICI juga menggelar lomba kreasi menu susu kental manis. Secara langsung, kegiatan produktif ini juga turut mengedukasi penggunaan SKM secara bijak.

Acara yang juga digelar untuk memperingati Hari Gizi dan Hari Anak Nasional tersebut menghadirkan Ketua YAICI Arif Hidayat, Ketua I PP Muslimat NU Hj Sri Mulyati, Ketua II Hj Nurhayati Said Aqil Siroj, Ketua Periodik PP Muslimat NU Hj Mursyidah Thahir, dan sejumlah kader Muslimat NU. (Fathoni)