Nasional

Indonesia Masih Gunakan BBM Kotor, Pengamat: Ada Kepentingan Politik

Sel, 13 September 2022 | 16:30 WIB

Indonesia Masih Gunakan BBM Kotor, Pengamat: Ada Kepentingan Politik

Indonesia Masih Gunakan BBM Kotor. (Foto: NU Online/Suwitno).

Jakarta, NU Online
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia menuai protes sejumlah kalangan publik. Bahkan sejumlah elemen masyarakat berduyun-duyun melakukan aksi di sejumlah titik kota, menolak kenaikan harga BBM.

 

Belum selesai masalah kenaikan harga BBM, saat ini muncul persoalan terkait kualitas BBM di Indonesia tertinggal lantaran masih menyediakan tiga jenis BBM kotor yang seharusnya sudah dihapuskan.

 

Ketiga BBM itu di antaranya adalah Pertalite (RON 90), Solar (CN 48), dan Dexlite (CN 51). Padahal di banyak negara dunia, jenis BBM kotor seperti itu sudah lama ditinggalkan.

 

Lantas, kenapa Indonesia masih menjual BBM kotor?
Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin mengatakan, intervensi politis memengaruhi keeksisan BBM Kotor, Pertalite, dkk.

 

“Kenapa masih dapat backup politik yang kuat? karena ini masih menjadi salah satu sumber, semacam tempat yang bisa memberikan semacam kompensasi, pundi-pundi, dalam konteks kepentingan politik, kampanye," kata Putut, sapaan akrabnya dalam diskusi virtual di Kanal Youtube medcom id, dikutip NU Online, Selasa (13/9/2022).

 

Ironisnya, kata Putut, meski kualitas BBM yang ada di Indonesia rendah, namun harganya lebih mahal dibandingkan dengan negara lain.


 
"Ada problem dengan harga pokok BBM dan kemampuannya dalam memenuhi standar Euro. Meskipun spek-nya lebih rendah, harga pokok penjualan (HPP) BBM di Indonesia lebih mahal jika dibandingkan dengan beberapa negara seperti Malaysia dan Australia," ujar Safrudin.

 

Mengutip RinggitPlus, harga bensin RON 95 hanya 2,05 ringgit Malaysia atau setara Rp 6.793 per liter (asumsi kurs Rp3.313 per ringgit Malaysia).

 

Kemudian, BBM Ron 97 dibanderol 4,3 ringgit Malaysia atau Rp 14.250 per liter dan diesel hanya 2,15 atau Rp 7.125 per liter.

 

Sementara, harga BBM di RI paling murah Rp 10 ribu per liter. Itu pun untuk pertalite dengan dengan RON 90 di Pertamina.

 

Lalu, pertamax dengan RON 92 dibanderol sebesar Rp 14.500 per liter, solar bersubsidi Rp 6.800 per liter, pertamax turbo RON 98 Rp 15.900-Rp16.250, pertamina dex Rp 17.400-Rp18.100 per liter, dan dexlite Rp 17.100-Rp17.450 per liter.

 

Pertalite akan dihapus bertahap
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Migas dan Minerba, M Kholid Syaerazi menjelaskan, pemerintah berencana melakukan penghapusan BBM Pertalite secara bertahap. Kebijakan penghapusan Pertalite ini untuk mendorong penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.


“Pertalite itu BBM transisi menuju RON 92. Pertalite menggantikan Premium. Premium sekarang sudah dihapus. Pada saatnya Pertalite akan dihapus, digantikan Pertamax dan Pertamax Turbo,” jelasnya.


“Alasannya Indonesia mengejar standar BBM ramah lingkungan, Euro 4,” sambung Kholid.


Rencana pengahapusan itu, menurutnya, sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor P20/Menlhk/Setjen/Kum1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang, maka direkomendasikan untuk penjualan BBM dengan research octane number (RON) 91. Sementara Premium memiliki RON 88 dan Pertalite dengan RON 90.


“Sehingga secara bertahap masyarakat akan didorong untuk menggunakan jenis BBM yang ramah lingkungan dengan RON 91. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah mendorong peralihan penggunaan Premium ke Pertalite sejak tahun 2020,” tutur dia.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi