Nasional HARLAH KE-17 NU ONLINE

Industri Manipulasi Informasi Dapat Mengancam Peradaban Dunia

Jum, 10 Juli 2020 | 09:45 WIB

Industri Manipulasi Informasi Dapat Mengancam Peradaban Dunia

Diskusi Media secara daring dalam rangka Harlah ke-17 NU Online.

Jakarta, NU Online

Canggihnya perkembangan tekhnologi informasi yang menyentuh masyarakat dunia terutama masyarakat Indonesia diyakini Pengurus Besar Nahadltul Ulama (PBNU) dapat mengancam peradaban dunia dan keutuhan bangsa jika industri yang memanipulasi informasi terus dibiarkan.   


Industri yang memanfaatkan media sosial tersebut telah memunculkan persoalan baru antara lain perang opini, ujaran kebencian, caci maki, dan kabar bohong yang menyelimuti masyarakat awam.


Ancaman bagi peradaban dunia dan keutuhan bangsa itu dimungkinkan dapat memecah nila-nilai kebangsaan, persatuan, dan dapat menyesatkan masyarakat dalam berbagai pemahaman termasuk soal agama.


Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj melalui kata sambutan yang dibacakan Ketua PBNU H Robikin Emhas pada Diskusi Media dalam rangka Harlah ke-17 NU Online, Jumat (10/7) siang.


Menurut Kiai Said, Jika situasinya seperti ini, demokrasi yang selama ini menjadi sistem bernegara Indonesia secara tidak langsung telah memunculkan sisi kemudhorotan. Kata dia, hal itu disebabkan karena tidak adanya pengelolaan sistem demokrasi yang bijak.


“Bila tidak terkelola dengan bijak informasi yang kebablasan akan melahirkan anak kandung yang bisa membunuh dirinya sendiri, orang tuanya dan banyak orang, disinilah kita harus melakukan pembenahan di banyak sektor mulai dari kebijakan pemrintah hingga peran masyarakat sipil untuk mencapai kemaslahatan bersama,” kata Kiai Robikin mengulang pernyataan Kiai Said. 


Kemdian, dalam pengamatan Ketum PBNU dua periode ini, edukasi untuk masyarakat sangat dibutuhkan untuk melawan derasnya informasi dan industri manipulasi informasi tersebut. Tentunya, edukasi itu menyangkut etika menggunakan media sosial yang saat ini hampir tidak diperhatikan oleh sebagian masyarakat Indonesia.


Disisi lain, PBNU menilai literasi digital di Indonesia belum ada yang memadai. Sebab terlihat jelas tidak terbendungnya informasi yang menyesatkan di media sosial dan mengarah kepada pecahnya persatuan dan kesatuan antar anak bangsa.


“Karena itu NU Online sebagai situs resmi NU dibawah LTN NU selalu menjunjung tinggi tasamuh toleransi tawasut toleran, i’tidal, begitu juga tawazun selalu memeprimbangkan, keseimbangan dan amar maruf nahi mungkar sebagai visi misi NU Online,” katanya.


Diskusi daring (online) bertajuk Tantangan Media di Tengah Industri Manipulasi Informasi, Kebencian, dan Kepentingan Politik ini dihadiri oleh Presidium Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) Anita Wahid, Pemred Harian Kompas Sutta Dharmasaputra, Pemred Narasi TV Zen RS, dan Pemred Tirto A Sapto Anggoro.


Diskusi tersebut dipandu Host 164 Channel Ahmad Rozali dan diberi pengantar oleh Pemred NU Online Achmad Mukafi Niam.

 

Untuk memeriahkan peringatan Harlah ke-17 tahun ini, NU Online yang lahir pada 11 Juli 2003 juga menggelar beberapa jenis lomba dengan hadiah-hadiah menarik. Kegiatan lomba dalam rangka harlah ke-17 tahun tersebut akan diumumkan lebih lanjut melalui saluran media sosial NU Online, baik di instagram, facebook, maupun twitter.

 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori

Editor: Fathoni Ahmad